MARYA

Xchalant
Chapter #3

Plasenta Sang Ratu

Turin – Italia, 22 tahun lalu.

Di sebuah rumah kecil yang di halamannya berdiri tiruan patung Daud karya Michelangelo, tinggallah Fritz Arnadillo seorang anak nakal berusia 15 tahun. Fritz nakal yang membenci ayahnya karena telah memberinya nama belakang mirip nama dari hewan langka pemakan semut.

Sejak kecil Fritz sudah malas sekolah, hari-harinya lebih banyak dihabiskan berkurung di kamar bermain game, konsol game yang dibelinya sendiri dengan menggunakan kartu kredit orang lain. Kemampuannya mengotak-atik coding dan bahasa mesin seolah diajarkan langsung oleh Tuhan. Jika bosan bermain game dia akan berselancar di internet iseng men-deface situs resmi milik pemerintah, mengganti halaman depannya dengan kata-kata jorok. Makin hari kemampuannya meretas jaringan makin canggih. Puncaknya di tahun 2001 saat usianya belum genap 18 tahun, Fritz sukses masuk ke sistem komputer ATC (Air Traffic Control) John F. Kennedy Airport di New York lima menit setelah semua televisi dunia menyiarkan live dua pesawat penumpang sipil sengaja menabrak gedung WTC. Dia mengunduh semua data lalu lintas pesawat di atas langit New York hari itu. Hanya berselang 2 jam sebelum Fritz sempat melihat hasil unduhannya, rumahnya dikepung polisi. Dan itu adalah hari terakhirnya melihat ayah, ibu dan adiknya yang meringkuk ketakutan ketika dirinya diangkut dengan sebuah minivan hitam.

©©©

Fritz kini sudah berusia 37 tahun, belum beristri, memelihara janggut lebat dan namanya sudah berganti Alfonso Belkin warga negara Amerika, sebuah identitas baru yang sekaligus menghapus semua identitas lamanya.

Dia dititipkan pada sebuah perusahaan farmasi besar yang mendesain peralatan kedokteran. Dengan keahliannya Fritz ikut mengembangkan BIOSIX-Type 1 prototipe dari Bioprinter yang bisa mencetak hampir seluruh organ dan bagian tubuh manusia. Hampir semua kecuali satu : otak.

Itulah yang membuatnya berada di CELLINKS Co. saat ini, ditarik buat bergabung ke proyek ambisius para elites.

Fritz selalu melihat proyek itu sebagai proyek yang sia-sia. Dia tahu betul mesin terbaru BIOSIX-9000S bisa mencetak sosok manusia utuh dan sempurna model apa saja, namun hanya berakhir sebagai “sesosok”. Bagi Fritz, Bioprinter tak ubahnya mesin pabrik organ tubuh, dan dia ingin hanya sampai di situ saja.

Hingga suatu hari seorang tua bertubuh tinggi kurus memakai tongkat datang ke apartemennya seorang diri. Saat itu Fritz tahu kalau dia bakal menjadi “Tuhan.”

©©©

Academic of Sains, Wina – Austria, 1 tahun yang lalu.

Professor Austin telah menjabat Direktur di Akademi tersebut selama 10 tahun, dan selama masa jabatannya itu belum pernah dia menerima tamu di dalam ruang kerja pribadinya, sebuah bilik kecil yang terselip di dalam ruangan kantornya. Namun pagi itu berbeda, dalam bilik itu kini berdiri di hadapannya seorang tua bertubuh tinggi kurus yang memakai tongkat untuk membantunya berjalan.

“Saudaraku— murid terbaikku, hari ini kuingin kau membalas apa yang dulunya pernah kami berikan … kami akan mempercayakan padamu dan juga akademi ini jalan bagi terbitnya kembali cahaya Sang Pr-Aa, kejayaan bagiku dan juga bagimu saudaraku,” pria bertongkat itu berbicara sambil menyentuh lembut bahu Prof.Austin.

Lihat selengkapnya