Maryam

Sayyidati Hajar
Chapter #1

Kepergian Maryam #1

 



Udara panas menjemput ketika ia keluar dari pintu pesawat. Bandara Eltari tanpa silau dari kejauhan. Sementara padang savana terhampar luas di balik tembok pemisah antara wilayah bandara dan tanah ulayat masyarakat. Rumput kering bergerak patah-patah tertiup angin siang. 

Maryam merapikan kacamata hitamnya berkali-kali. Rasanya tak nyaman. Mungkin karena baru kali itu ia menggunakan kacamata sebesar itu. Ia merasa perlu melindungi diri dari tatapan aneh penumpang lain. Matanya sembab jauh sebelum memasuki ruang tunggu. Bahkan jauh sebelum ia merencanakan kepulangannya ke Timor yang tiba-tiba. Seperti pengembara pulang kampung. Ia tak banyak bawaan. Hanya sebuah tas pakaian dan beberapa dokumen penting di tas ranselnya. Selebihnya, seluruh perjalanannya selama bertahun-tahun tersimpan dalam memorinya. 

Bandara ramai saat Maryam memantapkan diri melangkah ke ruang tunggu. Ia perlu mengambil tasnya sebelum memesan taksi bandara ke Oesapa. Telepon genggamnya berdering. Maryam merogoh saku tasnya kemudian membaca nama di layar benda itu. 

"Assalamualaikum, Ummi."

Maryam membuka percakapan. 

"Maryam, apakah kamu sudah mendarat Nak? Siapa yang menjemput?" suara wanita di ujung telepon terdengar khawatir. Maryam tersenyum, ia belum sempat menghubungi siapapun untuk menjemputnya. Meski begitu Maryam meyakinkan Ummi bahwa ia baik-baik saja dan akan segera keluar dari bandara. Ia berusaha memutus panggilan telepon secara halus karena tasnya sudah berputar beberapa kali di tempat pengambilan bagasi. 

Lihat selengkapnya