Tidak pernah terlintas dalam benak Abimanyu jika orang tua yang bertengkar dengannya di lampu merah adalah guru senior di tempatnya bekerja. Ia tercengang melihat Pak tua tersebut memakai seragam safari berwarna abu-abu khas SMA Pelita Bangsa. Seragam yang sama dengan yang ia kenakan saat ini.
Tubuhnya mematung, matanya tidak berkedip melihat Dewa yang terus meracau dan mengumpatnya. Jantungnya berdegup kencang. Tetesan peluh mulai mengalir dari kulitnya. Kenyataan bahwa di hari pertamanya bekerja ia sudah bermasalah dengan seniornya, membuatnya menjadi gamang. Habislah aku, pikir Abimanyu.
‘’Kalian harus tahu!! Dia ini kurang ajar. Nggak ada sopan – sopannya sama orang tua!!’’ pekik Dewa.
Kini, semua mata tertuju pada Abimanyu. Mereka memberikan tatapan seolah bertanya apakah itu benar.
Tentu ia harus menyangkal tuduhan itu. Ia tidak boleh bermasalah di hari pertamanya bekerja.Pekerjaan ini sangat penting untuknya, istrinya telah memutuskan untuk resign dari pekerjaannya dan memilih menjaga anaknya yang berumur 2 tahun.
Abimanyu pun mencari cara supaya para guru lebih mempercayainya.
‘’Maaf, Pak. Mungkin bapak salah paham.’’
Berbeda dengan Dewa yang dengan berapi-api terus memojokkan Abimanyu. Abimanyu justru menjawab semua tuduhan Dewa dengan lembut dan sopan. Bahkan, sebuah senyum terukir indah di bibirnya. Membuat para guru wanita muda terpesona.
Sikap Abimanyu yang berbanding terbalik dengan yang Dewa temui tadi pagi, semakin membuatnya naik darah. Ia semakin berbicara buruk tentang Abimanyu, tanpa menyadari bahwa ia telah memakan umpan yang ditebar oleh Abimanyu.
‘’Wah, tukang gawe-gawe wong iki. ’’ kata Dewa dalam bahasa jawa yang artinya wah suka pura-pura orang ini. ‘’Kalian jangan percaya sama orang ini. Dia, licik.’’ Tambahnya
Abimanyu terdiam. Tidak sedikit pun ia membalas perkataan Dewa. Ia justru memasang tampang sedihnya. Membuatnya terlihat seperti orang yang sedang terzalimi.
Situasi kini berubah. Semua guru berbisik membicarakan Dewa. Mereka menyalahkan sikap kasar Dewa. Dewa lah yang tidak sopan. Mereka berpikir bahwa itu hanyalah alasan Dewa yang tidak rela jamnya diambil oleh Abimanyu.
‘’Yang nggak sopan itu kamu, Dewa.’’ ucap Rini guru geografi berumur 50 tahunan.
‘’Ya, benar!!’’ seru guru wanita lainnya.
Tarjo yang melihat situasi mulai memanas berusaha untuk menengahi.
‘’Sudah-sudah…’’ kata Tarjo . ‘’ Pak Dewa dan Pak Abimanyu. Nanti bisa dibicarakan baik-baik masalahnya. Sekarang, silahkan Pak Abimanyu memperkenalkan diri terlebih dahulu.’’ tambahnya.
‘’Nama saya Abimanyu, umur saya 28 tahun.’’
‘’ Sudah menikah belum, Pak?’’ Rini yang berada di kerumunan guru wanita bertanya mewakili isi hati rekannya.
‘’Sudah, bu. Saya juga sudah punya anak satu, umur 2 tahun.’’
‘’Yahhhh……’’ ucap seluruh guru wanita kompak secara bersamaan.
Ini bukan pertama kalinya bagi Abimanyu menjadi primadona. Postur badannya yang tegap dan proposional ditambah dengan sebuah lesung pipi di wajahnya, menjadikannya mudah mendapatkan perhatian kaum hawa.
Akhirnya rapat pembagian tugas pun selesai. Kegiatan dilanjutkan dengan membuat perangkat pembelajaran bersama.
Di saat para guru lain sibuk membuat perangkat, Tarjo pun bangkit dari tempat duduknya. Ia berencana pergi ke ruangannya karena ada beberapa dokumen yang harus segera diselesaikan. Dewa yang melihat Tarjo pergi, langsung berjalan membututinya.
‘’Jo… Tarjo!!’’ seru Dewa.
Tarjo pun menoleh, ia buru-buru menyeret Dewa ketempat yang sepi.
‘’Kowe iku, loh. Lek liyane krungu, piye?’’ ucap Tarjo yang artinya kamu tuh loh, kalau yang lain dengar gimana. Ia kesal karena Dewa dengan santai memanggil namanya. Kemudian mereka bercakap-cakap dengan menggunakan bahasa daerah asal mereka yaitu jawa.
’’Kamu kok tega sih, Jo, Jamku kamu kasih ke orang lain’’
‘’Kamu pikir, aku seneng liat temenku sendiri susah. Itu bukan kemauan ku, Wa? ‘’
Dewa menatap Tarjo dengan tatapan bingung.
‘’Murid-murid banyak yang protes,Wa. Kamu ngajarnya nggak bagus. Udah itu lusuh lagi. Rambut acak-acakan. Bajunya nggak pernah digosok. ’’
Dewa kemudian melihat bajunya yang memang sedikit berantakan karena tidak digosok.
‘’Kamu kan tau Jo, aku hidup sendiri nggak ada yang ngurusin?’’
‘’Wa, kamu kan udah tua. Sudah waktunya pensiun.’’
‘’Terus aku gimana Jo, kalo nggak kerja dapat duit dari mana?’’
Tarjo terdiam sesaat. Ucapan Dewa benar.
‘’Ya udah, gini aja Wa. Kamu buktikan kalau kamu masih bisa ngajar. Kamu harus lebih baik dari Abimanyu.Kalau berhasil nanti jam kamu aku tanbahin.’’ ucap Tarjo. Kemudian ia buru-buru pergi keruangannya.
Sementara diruang guru, Yono guru sejarah berumur 40 tahunan terlihat panik. Folder perangkat pembelajarannya terkena virus. Abimanyu yang melihat itu mengambil kesempatan mendekati guru tersebut dan membantunya.
Saat Dewa kembali ke ruang guru, ia mendapati pemandangan dimana semua orang berkumpul di dekat Abimanyu. Mereka memuji Abimanyu karena berhasil membantu Yono. Ia pun semakin menjadi primadona. Bukan hanya ketampanannya, tetapi juga kebaikannya. Termasuk Dadang yang berdiri di kerumunan tersebut.