Abimanyu dan Widya mengikuti saran dari dokter tersebut, saat ini mereka berada di rumah sakit khusus anak dan sedang menunggu hasil pemeriksaan medis.
''Mas, sakit kawasaki bahaya nggak?'' tanya Widya sambil mengusap kening Cici yang terus merintih kesakitan.
''Nggak tau, Mas coba searching di google, ya.'' Dewa kemudian mengambil ponsel di sakunya. Mencari tahu tentang penyakit kawasaki. Tangannya tiba-tiba bergetar ketika ia membaca setiap kata yang ditulis di artikel.
''Kenapa, Mas?'' tanya Widya. Ia bingung melihat ekspresi Abimanyu.
''Ehm, nggak papa. Mungkin karena belum makan.'' ucap Abimanyu berbohong. Sebenarnya saat ini, ia sedang panik setelah membaca artikel tentang sakit kawasaki. Penyakit ini bukanlah penyakit biasa karena dapat menyebabkan kematian.
Kemudian seorang perawat datang menghampiri mereka dan mempersilahkan masuk ke sebuah ruangan untuk menemui dokter.
Dokter tersebut tampak serius dan mengerutkan keningnya ketika membaca hasil laporan medis Cici.
''Untung segera di bawa ke rumah sakit ini.'' ucap dokter tersebut memulai pembicaraan. ''Anak kalian terkena kawasaki.'' tambahnya
''Bahaya nggak, Dok?'' tanya Widya yang polos.
''Bahaya jika tidak segera ditangani. Karena penyakit ini rentang menyerang jantung'' ucap dokter tersebut
Widya tersenyum lega. Sedangkan Abimanyu hanya duduk lesu di samping Widya. Ia tahu persis apa yang sedang ia hadapi saat ini.
''Masalahnya adalah untuk pengobatan jenis penyakit membutuhkan biaya yang tidak sedikit.''
''Tidak papa, Dok. Berapa pun akan saya berikan yang penting anak saya selamat.''
''Untuk pengobatannya kita membutuhkan IVIG. satu kilo gram berat badan membutukan dua gram IVIG. Anak anda beratnya sekitar 15 kg itu artinya membutuhkan sekitar 30 gram IVIG. Harga satu gramnya kurang lebih satu juta. jadi kalian membutuhkan uang sekitar 30 juta.''
''Tiga puluh juta, Dok?'' tanya Widya terkejut. Ia terdiam. Bagaiman bisa ia mendapatkan uang sebanyak itu di masa pandemi seperti ini.
''Nggak papa, Dok.'' ucap Abimanyu. Widya langsung menoleh ke arah Abimanyu tidak percaya dengan apa yang didengarnya
''Untuk sekarang, silahkan daftar untuk rawat inap. agar kami bisa memantau perkembangannya.''
Mereka pun keluar ruangan.
''Mas, dari mana uang tiga puluh juta? Mas punya?'' tanya Widya bingung.
''Nggak. Tapi, bagaimana pun caranya Mas akan berusaha mendapatkan uang tiga puluh juta. Ini sudah menjadi kewajiban Mas sebagai keluarga. Kamu tenang aja. Jaga Cici ya.''
Abimanyu keluar rumah sakit dan segera mamacu motornya. Dalam hatinya ia terus bertanya bagaiamana caranya mendapatka uang sebanyak itu. Apapun akan ia lakukan meskipun itu harus menjual ginjal atau bahkan jantungnya sendiri.
Tiba-tiba, ia teringat bahwa di sekolah ada sebuah koprasi. Mungkin ia bisa meminjam disana. Ia pun langsung bergegas menuju rumah Pak Heru guru ekonomi yang bertugas untuk mengurus koprasi.
''Loh, Pak Dadang?'' ucap Abimanyu yang terkejut mendapati Pak Dadang berada di ruang tamu Pak Heru.
''Pak Abimanyu?'' Dadang pun terkejut melihat kedatangan Abimanyu.
''Ada apa Pak Abimnyu?'' tanya Pak Heru yang heran melihat kedatanga Abimanyu yang tiba-tiba.