Masa Sih Chef?

retnoteera
Chapter #2

Telor Ceplok Pelangi

Lima belas menit kemudian, Aurel sudah rapi dengan seragam putih abu-abu plus rompi kotak-kotak. Untung saja motif dan warnanya tak seperti serbet kebangsaan Mami.

“Leaaa…! Lanaaa…!” panggil Aurel sambil mengetuk pintu kamar adik kembarnya itu. “Sarapaaan!”

“Bentar, Teh! Belum kece, nih!” seru Alea.

Aurel memonyongkan bibir ke arah pintu. Yaelah! Penting ya terlihat kece buat sarapan aja?

“Yang belum kece cuma Lea, Teh!” terdengar suara Alana menimpali dari dalam kamar. “Lana mah dari orok juga udah kece.”

“Kecebong!”

“Kecebur!”

“Kecemplung!”

“Kecekik!”

“Kecele!”

“Kecetrum!”

“Yee… maksa!”

“Hihihi….”

Suara cekikikan kedua gadis kembar yang duduk di kelas 3 SMP itu masih terdengar ketika Aurel melangkah ke dapur.

“Tolong bawakan ke dalam, Rel!” Mami langsung menyambut Aurel dengan menyodorkan sebuah piring.

“Siap, Mi!” Aurel segera menyambut piring itu. “Telur Ceplok Sakit Kuning,” celetuk Aurel.

“Kok sakit kuning?” protes Mami.

“Ya kan warnanya kuning, Mi.”

“Sekalian aja malaria tropikana, Rel,” ujar Mami.

Aurel nyengir. Lidahnya hampir saja menceletuk “malaria tropikangen”. Untung otaknya buru-buru memberi peringatan keras. Celetukan sepele begitu bisa mengubah suasana menjadi suram. Ya siapa juga sih yang nggak kangen….

Lihat selengkapnya