Masa Sih Chef?

retnoteera
Chapter #3

Donat Donita

SMA 305 tempat Aurel bersekolah terletak sekitar satu jam perjalanan dari rumah keluarga Aurel.

Sebenarnya Aurel bisa lebih cepat tiba di sekolah kalau menumpang ojek online atau mengendarai motor. Tapi Aurel lebih senang menumpang angkot, kecuali kalau sedang ada promo diskon di aplikasi transportasi online.

“Reeel...!”

Aurel terus saja melangkah sambil menunduk, asyik dengan ponsel di tangannya.

Orang yang memanggil Aurel itu berlari mengejar lalu mencolek pundak Aurel. “Rel!”

“Weittts …!” barulah Aurel menoleh.

Donita tersenyum lebar.

“Colek-colek! Kebiasaan nyuci pakai sabun colek, ya, Don?”

“Donita!”

“Iya, Donit ….”

“Ta!”

“Iya, Donit…” Aurel diam beberapa detik, “ta!” sambungnya sambil tersenyum lebar.

Donita manyun. Namanya Donita Damarasri. Semua teman memanggilnya Nita. Hanya Aurel yang semena-mena memanggilnya “Don” atau “Donit”. Kata Aurel, itu panggilan kesayangan. Tapi panggilan kesayangan dari Aurel itu malah membuat Donita teringat pada donat. Tega-teganya Aurel menyamakan sahabatnya sendiri dengan donat.

Aurel terbahak ketika mendengar protes Donita, dua tahun yang lalu. “Itu kamu loh yang bilang kayak donat, Don. Sebagai sahabat, aku percaya aja. Betewe, boleh pilih toping sendiri nggak?”

Tapi sebenarnya itu masih mending. Donita pernah main ke rumah Aurel. Bisa tebak apa yang terjadi? Yes. Alea dan Alana tahan berbalas-balasan gara-gara nama Donita.

“Don’t do that!”

“Don’t disturb!”

“Don’t go away!”

“Don’t look at me!”

“Don’t make me cry!”

“Don’t know why.”

“Don odon.”

“Odong-odong, Dodon!”

Aurel tersenyum pada sahabatnya. “Ada apa, Donit?”

Donita menggeleng. Ia sudah lupa mengapa tadi memanggil Aurel. Atau mungkin tak ada apa-apa? Hanya iseng? Entahlah.

Lihat selengkapnya