Julia masih ingat saat awal-awal bertemu dengan Ben. Bagi dia, pertemuan itu sangat manis untuk terus di kenang. Saat hari pertama masuk sekolah, ada seorang anak perempuan yang tidak sengaja menumpahkan es jeruk ke seragamnya. Entah darimana datangnya seorang anak lelaki, yang tiba-tiba saja menyodorkan tisu ke arahnya. Walau tidak terlalu berguna, tapi Julia senang ada yang perduli padanya. Seminggu kemudian, saat dia mencari guru bahasa inggris di ruang guru, dia bertemu dengan laki-laki itu lagi.
"Cari siapa?" Kali ini Julia lebih memperhatikan sosok di hadapannya.
"Pak Bunan." Kulitnya sawo matang, tinggi dan lumayan manis. Anak lelaki itu masuk ke ruang guru sambil membawa buku-buku, yang tumpukannya cukup tinggi.
"Pak Bunan, ada yang cari, pak." Suaranya lembut sekali.
"Siapa, Ben?" Namanya Ben. Julia segera menghafalkan nama itu.
"Belum kenalan pak." Terdengar suara tawa Ben. Pak Bunan melihat ke arah pintu.
"Masa belum kenalan, pantesan masih jomblo." Terdengar lagi tawa Ben yang lembut. Pak Bunan berdiri dan berjalan ke arah Julia.
"Pak Bunan, Ibu Dewi tidak datang, jadi kelas kosong sekarang." Pak Bunan wali kelas Julia.