Blurb
Gordon.
Sebagai seorang pria kesepian di ujung kepala 2, aku sering bertanya-tanya: "Bagaimana jika waktu itu aku menyatakan perasaanku padanya?"
Apa yang akan berbeda hari ini?
Mungkin akan ada suara mengisi rumah kecilku. Mungkin di atas meja makan akan ada sepiring nasi goreng pakai sambal. Mungkin kami sedang berada di ruang menonton sempit yang agak berantakan bekas kegiatan semalam, menonton film lawas sampai siang, lalu makan burger di halaman, dan sesekali menyapa satu-dua anjing yang lewat.
Pagi hari mungkin dia menyiapkan sarapan untuk suaminya, lalu mengantar anaknya ke sekolah. Siang setelah bersih-bersih rumah, sambil menunggu pakaian di mesin cuci, dia membakar satu batang rokok mentol kesukaannya, berdiri di belakang jendela kaca, memandangi pohon mangga berbuah di depan rumah. Menghabiskan sore dan malam panjang membosankan.
Mika.
Apa yang terjadi kalau hari itu aku mencegahnya pergi, lalu mengungkap isi hatiku? Mungkin kesepian ini akan pergi dari dadaku. Mungkin sesalku akan berlalu, warna di luar jendela yang biasa kupandangi tidak lagi hitam dan putih. Kami akan merawat anjing bersama meski awalnya mungkin dia menolak. Dan segala hal yang aku terlalu malu untuk menceritakannya.
Pagi hari mungkin dia terlambat bangun, lalu meminum kopi di beranda sambil melamun. Siang dia bekerja, sore menonton film. Malam dia biasanya begadang, membaca buku barangkali. Buku-buku usang dari penulis idolanya.
Belum juga kuterima balasan surat. Dan, kami masih terus berandai-andai.