20 April 2020
Apartemen Bareksa City, Jakarta Timur.
Bima dan Nessa berbaring berdampingan di kamar yang gelap. Jam sudah menunjukkan pukul 23:30 malam, tapi belum ada kantuk yang menghampiri. Pikiran Bima berpacu, matanya menatap langit-langit.
Tak satu pun dari buku dan seminar bisnis, juga biografi para entrepreneur tersukses di dunia, yang memuat informasi tentang apa yang harus dilakukan seseorang jika sahabat sekaligus rekan bisnisnya memutuskan hengkang di bulan keempat usaha mereka didirikan. Ketiadaan Keenan dalam konstelasi bisnis Common Coffee akan mengubah segalanya. Sewa lokasi adalah elemen biaya terbesar dalam struktur budget Common Coffee. Terutama, mengingat lokasi Common Park yang premium dan telah menjadi bagian identitas merk mereka. Tanpa adanya Keenan, Bima tak akan mampu membayar sewa tempat di area Common Park.
Bima mengeluh dalam hati. Ia tak siap untuk ini.
“Hey,” Nessa memeluk Bima. “What are you thinking?”
“Aku nggak bisa menyerah sekarang, Ness,” gumam Bima. “Terlalu banyak waktu dan biaya yang sudah kukeluarkan untuk Common Coffee. Kalau bisnis ini kututup, gimana nasib Fendi, Rangga, Fitri?”
Nessa terdiam. Ia khusus menyediakan hari ini untuk menemani Bima menghadapi perubahan besar dalam bisnisnya. Nessa tahu Bima tak butuh saran atau nasihat. Bima hanya perlu tahu Nessa akan selalu berada di sampingnya.
“Jadi, apa rencana kamu sekarang?” tanya Nessa kemudian.
“I’m gonna take care of it,” jawab Bima, balas memeluk Nessa. “Aku nggak akan melepaskan Common Coffee begitu aja.”
Mereka berdua berpelukan dalam diam untuk beberapa saat.
“Ness,” Bima memecah kesunyian.
“Hmm?”
“I promise I will give you a good life,” Bima menutup perbincangan malam hari itu.
***
21 April 2020
Perumahan Cilandak Townhouse, Jakarta Selatan.
Nessa menggunakan garasi rumah orangtuanya sebagai bengkel produksi “Just Loose It”. Saat ini, ia termenung di sana memandangi tumpukan pakaian separuh jadi yang baru saja diantarkan oleh sebuah makloon dari Bandung. Tak kurang dari 200 potong pakaian yang harus dijual Nessa.
Mempertimbangkan volume penjualan yang menjanjikan di batch pertama, Nessa mengambil risiko untuk membuat lebih banyak produk di batch kedua. Dua bulan lalu, Nessa optimis bahwa dengan menekan biaya produksi, memperbanyak jenis produk, dan meningkatkan volume penjualan, “Just Loose It” akan mampu memperbesar keuntungan. Nessa bahkan membeli sebuah mesin jahit tambahan dan mempekerjakan dua orang penjahit untuk memasang risleting, kancing, dan aksesoris.
Nessa khusus merancang koleksi batch kedua ini untuk momen Lebaran. Berdasarkan yang dipelajarinya dari berbagai studi kasus bisnis fashion Indonesia, periode ini biasanya menjadi momen emas untuk merk baru mengukuhkan diri. Tapi, melihat perkembangan pandemi belakangan, Nessa ragu hal ini bisa terjadi.