Mata Api

Anggoro Gunawan
Chapter #8

Kesepian

Stroke membuatku kesepian. Tidak ada yang bisa diajak ngobrol. Tidak ada yang tahu solusinya. Aku sudah mengobrak-abrik info tentang hal ini di Internet.  Solusi itu belum tampak juga. Aku terbiasa melakukan semua kegiatanku secara daring. Kucari komunitas di Facebook. Beberapa grup kumasuki. Mulai aku menemukan komunitas yang aku maksud. Kumpulan strokers. Banyak yang cuma mencari afirmasi negatif. 

Kebanyakan hanya guyonan belaka.  Mereka menggunakan grup untuk lari dari kenyataan. Ada juga yang mencari teman senasib. Namun tidak sedikit yang memang mencari solusi.

Aku memilih yang cari solusi. Bagiku, kalau mencari teman senasib itu kurang mengena.  Di FB ,sering orang berjualan tentang obat. Biasanya orang yang jualan obat akan dihindari. Selain Facebook, aku juga merambah ke TikTok dan Instagram. Di TikTok aku menemukan beberapa akun yang cukup bagus. Mereka membuat tip-tip sederhana, misalnya gerakan-gerakan wall sit, vertical push up atau melatih kekuatan betis dan pinggul sambil tiduran. Tampak seperti sepele, tapi bagi stroker itu hal yang berat. Hasilnya nyata. Memang akan lama. Tapi itu berguna.

Beberapa aplikasi ponsel juga cukup menarik. Aplikasi aplikasi itu cukup berguna untuk melatih otot saraf kita.

Sampai satu ketika di Fb  ada yang bicara tentang grup Whatsapp. Aku tertarik. Bagiku ini lebih nyata dari sekadar mimpi di siang terik. Akhirnya yang kubutuhkan datang juga. Segera aku isi formulir pendaftarannya.  Aku lihat di struktur organisasinya terdiri dari para dokter saraf.

Seminggu kemudian, sebuah pesan di WA muncul untuk konfirmasi. Kuikuti alurnya. Ternyata ada di Magelang. 

Aku teringat zaman di majalah a+ dulu, Magelang termasuk destinasi penting bagi penyuka budaya dan seni rupa. Ada museum Widayat di dekat candi Mendut, ada Museum OHD di kota Magelang. Ada Festival Lima Gunung. Yang jelas, ada candi Borobudur.

Di sana aku mendapat komunitas baru. Tapi itu sisi lain yang kutahu. 

Lihat selengkapnya