Mata Jahat

Oleh: Ratih Setyorini

Blurb

Jiwa yang tenggelam dalam rasa dengki, menyeret ke tepian kufur nikmat. Bukan hanya menyakiti dirinya yang terus terkungkung dalam pusaran ketidaktenangan tetapi bisa membahayakan orang lain. Terlebih lagi jika rasa dengki menyebabkan ia berinteraksi dengan makhluk tak kasat mata untuk mengganggu kehidupan seseorang.

Kisah ini menceritakan tentang Hasbih, seorang kontraktor bangunan yang menjadi sasaran yang dilakukan oleh mereka yang memiliki jiwa dengki. Benteng diri Hasbih kala itu sedang goyah, mudah terhantam oleh amukan rasa dengki yang selalu menyerangnya dengan kejadian-kejadian di luar nalar manusia. Kejadian-kejadian gaib itu menimpa Hasbih saat dirinya mendapatkan proyek pembangunan masjid di Pondok Pesantren Nurul Ilmi.

Sepotong benda perak melayang-layang di hadapannya. Menusuk kaki dan mengundang rasa perih. Seseorang mengirimkan hidangan untuk sarapan dan makan siang yang tak menggugah selera bagi Hasbih. Bangkai ayam cemani hitam legam yang menurut orang-orang adalah simbol interaksi antara jin jahat dengan jiwa yang telah dirasuki iblis tersaji di bawah meja kerja Hasbih.

Di dalam kekalutan Hasbih, Kyai Malik pemimpin pondok pesantren meneduhkan batin Hasbih. Kyai Malik mengajaknya untuk mendalami ilmu agama di pesantrennya. Hasbih mendadak menjadi santri.

Entah mengapa ada jiwa dengki seperti itu di atas muka bumi ini. Yang pasti tidak ada satu makhluk pun yang mampu menandingi kekuatan Allah karena Allah yang menciptakan segalanya.

Tubuh sudah lelah dan ringkih.
Apakah Hasbih menyerah dengan kekuatan makhluk tak kasat mata?
Siapakah yang menjahilinya?

Baca kisah selanjutnya di Mata Jahat.

Lihat selengkapnya