Mata Seribu Ular

Saepul Kamilah
Chapter #6

Reruntuhan Kota Ghori

“Berhenti.”

“Ada apa, apa terjadi sesuatu?”

“Bukan, Venka.” Kuputar untaku kemudian memberi komando. “Tim Penggali, lihat ke batu besar sebelah sana, ikat unta kalian di dekatnya dan ambil peralatan lalu mulai berbaris hingga ke batu sebelah sini—kita mulai penggaliaaan ….”

Tanggal dua puluh bulan dua belas, musim dingin 4125 Chloria. Karavanku akhirnya tiba serta kini tengah melakukan pembukaan untuk ekskavasi di lokasi Ghori terpendam …. 

“Kenapa kau melamun, Venka?”

Gadis manusia kucing itu menoleh singkat, sebelum balik sibuk memelototi peta di tangannya.

“Kau masih belum percaya kalau kita berada di Ghori, ya?”

“Mapku bilang kalau kita seharusnya tidak berhenti di sini,” ucap anak itu, lesu. “Apa kau yakin kita benar-benar tidak tersesat, Tuan?”

Kuambil tongkatku lalu menggambar sebuah denah di atas tanah.

“Lihat …, kita sekarang sedang berada di titik ini … saat orang-orangku selesai menggali hal pertama yang bakal kita temukan adalah patung pe—”

“Aku menemukan sesuatuuu!” pekik seseorang menjeda dan menarik perhatian kami, “aku menemukan sesuatu, sebelah sini! Hoooi!”

“Lihat, ‘kan?” kataku yang buru-buru menghampiri orang tersebut, “ayo kesana ….”

Sesuai dugaan, kami memang berada di gerbang Ghori. Bukit tempat kami mengikat unta adalah puncak tebing yang menjadi ujung pagar kota, kepala patung ini merupakan bukti tak terbantahkan.

“Tuan?”

“Hentikan penggalian hari ini, kita sudah menemukan Pintu Masuk Ghori.”

“Be-benarkah, apa kita sungguh sudah ada di Kota Ghori?”

“Aku tidak percaya, kita menemukannya.”

“Benar, kita menemukan peradaban kuno yang hilang.”

“Ini hari terbaik di hidupku.”

“Semua, tolong tenang!” Venka mengambil alih. “Kita baru menemukan pintu masuk, untuk sampai ke tempat harta karun masih banyak lahan yang harus digali mulai dari sini.”

Bisa kurasakan aura semua orang berubah, mereka tampak bersemangat.

“Kegiatan hari ini kunyatakan selesai. Silakan kembali ke tenda masing-masing dan beristirahatlah, karena besok kita akan mulai menggali lagi.”

“Yaaa ….”

*** 

“Aku menemukan sesuatu.”

“Aku juga menemukannya.”

“Aku juga ….”

Seminggu telah berlalu, satu demi satu atap rumah sama bangunan-bangunan di Ghori berhasil kami gali. Pada periode tersebut pula denah kota ini berangsur-angsur menjadi jelas, pelan-pelan reruntuhan yang selama ratusan tahun terpendam di dalam tanah kini naik ke permukaan.

Bersamaan dengan itu keraguan Venka dan orang-orangnya terhadapku juga semakin memudar. Bahkan, mereka tak pernah lagi mempertanyakan apa pun keputusanku dalam proses ekskavasi ini.

Dan, jalanku untuk menemukan mantra sihirnya Sandra semakin dekat pula. Mwehehe.

Lihat selengkapnya