Mata Seribu Ular

Saepul Kamilah
Chapter #18

Kelompok Rubah

“Hah ….”

Aku capek.

Kanal yang katanya ‘kecil’ dan lagi ‘butuh’ kekuatan tambahan ini tidak sekecil serta sebutuh kata-katanya. Mereka jelas-jelas besar juga sangat kuat untuk ukuran anggota aliansi. Sialan.

Mana ada Istana Kekaisaran Multi Kanal dengan Menara Kantor Cabang Aliansi di kanal kecil ….

“Tuanku.”

“Apa kau sudah menemukan jejak kekuatan Phoenik?”

Dua hari diriku bersama Jatayu menyelisik, menyisir, lalu blusukan ke banyak gang, jalan, serta celah-celah antara satu bangunan dengan bangunan lain demi memastikan sekaligus mencari tahu ke mana kekuatan burung api merahku ditransmisikan. 

Selain dia disewa oleh keluarga kaya, petunjuk yang kupunya cuma batu-batu kelas tinggi sisa pembayaran biaya peningkatan status nara. Cek! 

Buat kalian yang tidak tahu. Kebangkitan pengguna nara alias si peminjam kekuatan terbagi menjadi tiga tingkat atau tahapan, yaitu dasar, lanjutan, dan sinkronisasi. Dilambangkan mulai dari bintang satu, dua, sampai tiga pada bagian status di menu pop up punya sistem pandu.

Tingkatan tersebut menentukan persentase atau, dalam hal ini, seberapa banyak kekuatan milik nara yang boleh digunakan oleh si peminjam. 

“Harusnya kupasang saja mutiara burung api di syarat awakening pertama kemarin,” sesalku, “akh!”

Biasanya setiap kenaikan tahap atau awakening butuh biaya serta punya syarat khusus, misalnya sejumlah batu mana kelas tinggi dengan barang-barang dari bagian tubuh monster tertentu. 

Terserah si nara mau memasukkan apa buat syarat tersebut, tetapi biasanya benda yang akan membantu meningkatkan taraf dan status. Soalnya, meminjamkan kekuatan dinilai sama dengan menyerahkan hidup mereka sendiri.

Makanya kutulis satu miliar batu mana kelas tinggi pada syarat kebangkitan pertama, satu miliar lagi sama satu mustika burung api untuk awakening kedua, lalu lima miliar dan tiga mutiara naga buat tahap akhir.

Siapa sangka, syarat pertamaku langsung mereka sanggupi di hari pertama kekuatan Phoenik dipinjam.

“Eh, apa-apaan ini?” Mataku terbelalak. “Kristal telekomunikasi bilang biaya awakening kedua juga sudah terpenuhi—Gila! Orang waras mana yang membuang dua miliar batu mana kelas tinggi dan satu mustika burung api dalam waktu tiga hari ….”

Kecil mereka benar-benar berbeda ….

*** 

“Tuanku?”

“Kacau, kacau.” Aku lemas, seluruh sayarat awakening yang kutulis sebelum Phoenik mengaktifkan kapsul nara semuanya dipenuhi. “Jatayu, para peminjam kekuatan Phoenik bukan kanal kecil dan lemah, mereka membayar tujuh miliar batu mana kelas tinggi, mustika burung api, sama tiga mutiara naga di hari ketujuh kita berada di sini.”

Sialan. Kupikir harga selangit sama material langka model empat batu kristal dari monster kelas dongeng akan membuat mereka menyerah. Cek! Rupanya aku salah.

“Mereka benar-benar gila—”

“Perhatian, Seluruh Penghuni Kanal Raksasa Baltum. Baginda Kaisar telah menyempurnakan kekuatan api legendaris yang setara dengan Jawara Perang Kanal Seribu Pertandingan. Bergembiralah, karena kita akan segera menggempur Tanah Merah lalu menjadikannya wilayah terberkati di bawah kaki Baltum ….”

‘Suara barusan, aku tidak salah dengar, ‘kan?’ batinku sebelum menoleh ke Jatayu, “kau juga dengar suara itu, pengumuman sialan yang menyebut kekuatan api legendaris sama jawara perang kanal?”

“Ya, Tuanku.”

Sial. Kupikir ditipu oleh pejabat aliansi sudah jadi nasib buruk. Kenapa malah begini?

“Hahaha ….”

“Tuanku?”

“Hahaha.” Aku merasa geli. “Lucu. Bukankah ini sangat lucu.”

Mereka memancingku untuk menggunakan kapsul nara kemudian menyerahkan kekuatan ke kanal yang sekarang sedang mencoba untuk menyerang kanalku sendiri. Benar-benar gila.

“Aku ingin menghabisi merekaaa!”

Lihat selengkapnya