Blurb
Manusia terlahir ke dunia bukanlah atas keinginannya, juga seberapa sempurnanya lahiriah fisiknya tidak pernah bisa diketahui. Begitulah kenyataan yang dihadapi Aini, yang lahir tuna netra, meskipun berparas cantik, namun tidak sempurna secara fisik.
Menjalani hidup sejak kecil hingga dewasa, dengan segala kekurangannya, namun kuasa Tuhan, di balik kekurangannya Aini memiliki banyak kelebihan. Seperti wanita lainnya, Aini juga berharap suatu saat ada yang mau menerima dia dengan segala kekurangannya.
Nasib mujur Aini dipertemukan dengan seorang laki-laki, lewat sebuah pertemuan yang tidak disengaja, disaat Aini hampir celaka, Bimo seorang lelaki yang tidak terlalu rupawan menolongnya. Pertemuan yang menjadi awal perkenalan kedua insan ini, berlanjut pada hubungan saling suka.
Ternyata Bimo seorang laki-laki yang sengaja dikirim Tuhan, untuk menemani Aini, membangkitkan semangatnya menghadapi hidup, Bimo menjadi mata bagi Aini, yang selalu menuntunnya di jalan kebaikan. Bimo menjadi matahari bagi Aini untuk keluar dari kegelapan.
Pikiran Bimo tercurahkan sepenuhnya untuk Aini. Bimo berkeinginan agar Aini bisa melihat, dia mencari imformasi tentang donor mata. Sehingga terbersit dalam pikirannya untuk mendonorkan matanya untuk Aini. Namun ia terhalang oleh persyaratan, seseorang bisa mendonorkan matanya harus sudah meninggal.
Bimo pernah menanyakan pada Aini, kalau Aini bisa melihat, apa hal pertama yang akan dia lakukan. Aini menjawab, menikah dengan Bimo. Ucapan Aini tersebut membuat Bimo terharu. Dia ingin mendonorkan matanya untuk Aini, meskipun dia tahu kalau nantinya dia tidak bisa menikah dengan Bimo.
Bimo mendaftarkan nama Aini sebagai penerima donor matanya pada Bank Mata, bagi Bimo dia melakukan semua itu atas dasar cintanya pada Aini. Kepada keluarganya di kampung dia juga sudah mengabarkan, kalau suatu saat dia tidak ada umuur, dia sudah mendonorkan matanya untuk Aini kekasihnya di Jakarta.
Tidak berapa lama setelah itu, saat dia pulang kampung Bimo mengalami kecelakaan, dan Bimo meninggal. Aini tidak dan ayahnya tidak diberitahu kalau Bimo meninggal, sesuai dengan amanat Bimo sebelum dia menghembuskan napas terakhirnya.
Singkat cerita, Aini mendapat panggilan dari rumah sakit, sebagai penerima donor mata, Aini akan menerima tranplantasi kornea mata. Tidak disebutkan siapa yang mendonorkan, sesuai dengan permintaan Bimo. Setelah operasi selesai, beberapa hari setelahnya, Aini menanyakan keberadaan Bimo pada ayahnya, namun ayahnya sama sekali tidak mengetahui Bimo berada.
Dengan perasaan yang nelangsa, Aini berusaha untuk pergi ke kampung Bimo di Jawa Tengah, dengan berbekal foto copy KTP Bimo yang dimilikinya. Sesampai di kampung Bimo, Aini menghadapi kenyataan yang pahit, Bimo orang yang dicintainya sudah mendahuluinya.
Aini shock, ketika menerima sepucuk surat yang ditinggalkan Bimo, dalam surat itu Bimo mengatakan kalau dia sudah mendonorkan matanya untuk Aini, dia ingin Aini menjaganya demi cintanya pada Aini. Dunia seakan runtuh bagi Aini, dia sangat kehilangan Bimo.
Padahal dia tidak membayangkan kalau bisa melihat, berarti dia kehilangan Bimo. Yang dia inginkan ketika bisa melihat, menikah dengan Bimo. Ternyata Tuhan punya rencana yang lebih baik bagi Aini. Dalam perjalanan hidup selanjutnya, Aini dipertemukan dengan Garden, seorang Sutradara Iklan, yang pernah menyutradarinya saat dia shooting iklan.
Ganden adalah lelaki yang menurutnya sangat mirip dengan Bimo, dalam sikap dan tindak-tanduknya. Aini menerima pinangan Ganden, seorang lelaki yange sangat bersahaja, yang sangat mencintai Aini apa adanya. Pada diri Ganden dia selalu melihat kehadiran Bimo, maka lengkaplah hidupnya. Tuhan sangat menyayangi Aini, dengan memberikan kebahagiaan pada Aini.