Mata untuk Aini

Aji Najiullah Thaib
Chapter #5

Filosofi Lodeh

Begitu makanan datang, aku mencium aroma masakan yang sangat aku kenal. Aku pikir makanan kesukaan Bimo adalah masakan yang begitu spesial, ternyata lidah Bimo sangat Indonesia, sama seperti aku.

"Aini kamu bisa mencium aroma masakan dihadapan kamu?

"Aku sangat kenal aromanya mas, karena aku sering memasaknya"

Aku angkat satu mangkuk makanan yang sudah tersaji dihadapanku, dan aku dekatkan kehidungku, ternyata dugaanku benar. Hanya sayur lodeh, tapi ini menjadi spesial karena selera kami sama.

"Sayur lodeh mas, aku sangat suka"

"Kamu tahu gak filosofinya sayur ini"

"Wah..aku cuma suka melahapnya saja mas"

"Sambil makan mas akan cerita soal filosofi sayur lodeh"

Bimo selalu punya cara untuk membangkitkan rasa cintaku padanya. Keluasan pengetahuannya tentang berbagai hal, semakin meneguhkan cintaku padanya. Bahkan makanan pun bukan cuma untuk sekedar dimakan, dia pelajari filosofi dibalik makanan tersebut, yang menjadi alasan untuk menyukainya.

"Komponen pokok sayur lodeh yaitu labu kuning yang dalam bahasa Jawa disebut waluh memiliki arti wal itu lepas dan luh itu air mata"

" Artinya memakan sayur lodeh, secara filosofis akan melepaskan derita dan airmata"

"Apa lagi kalau lagi lapar berat Aini, maka akan menghilangkan kesedihan, karena lapar"

Begitulah cara dia selalu menghidupkan situasi dalam setiap pertemuan. Selalu menyisipkan candaan yang membuat aku semakin terpesona pada dia. Selama mengenal dia sejak dua tahun lalu, belum sekalipun kami bertengkar. Itu karena dia lebih banyak mengalah dan memaklumi aku.

Lihat selengkapnya