Mata untuk Aini

Aji Najiullah Thaib
Chapter #18

Shooting Iklan

Selepas sholat subuh berjamaah dengan ayah di Mesjid di dekat rumahku, aku minta izin sama ayah, bahwa hari ini aku mulai shooting iklan. Ayah mengizinkanku, hanya ayah minta agar aku tetap mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Kepatuhan kepada aturan pemerintah, adalah manifestasi kepatuhan kita pada 'umaro', seperti yang dianjurkan agama.

Ayahku selalu mengingatkanku untuk selalu waspada di lokasi shooting, karena itu pekerjaan baru bagi aku, yang aku sama sekali belum faham seperti apa situasi dilapangannya. Sesuai schedule yang diberikan unit produksinya, aku harus sudah hadir jam 6:00 di lokasi shooting.

"Nanti ayah antar kamu ya sampai di lokasi shooting" ujar ayah dengan sedikit kuatir, karena aku jalannya masih terlalu pagi.

"Gak usah yah, nanti aku jalan pakai taksi online, jadi dijemput di rumah" aku berusaha meyakinkan ayah bahwa aku aman-aman saja

Ayah akhirnya mengizinkan aku untuk jalan sendiri. Aku langsung mandi, dan bersiap-siap untuk berangkat shooting. Aku siapkan sarapan pagi buat ayah terlebih dahulu, aku juga ikut sarapan, sambil aku order taksi online.

Tidak betapa lama sehabis sarapan, taksi online datang. Aku pamit pada ayah, dan meminta doa restunya, agar dilancarkan semua pekerjaanku hari in. Dari kecil ibu selalu mendidik aku untuk tetap pamit kepada orang tua, setiap mau bepergian keluar rumah, agar orang tua mendoakan keselamatanku.

Selama dalam perjalanan, aku kirimkan Alfateha untuk Bimo, aku berdoa untuknya seakan-akan aku juga pamit kepadanya untuk memulai pekerjaan baru, sesuai dengan apa yang pernah diimpikan kami berdua. Sepertinya perjalananku di Rahmati Allah, karena supir taksi online-nya pun sangat baik dan sabar, enak diajak ngobrol.

Perjalanan kami menuju ke sebuah studio shooting di daerah Kemang, dan untungnya supirnya sangat tahu posisi studio tersebut, sehingga kami tidak terlalu sulit untuk sampai tepat waktu di studio.

Begitu turun dari taksi, karena bayarnya gak cash, tapi dengan Paylater, aku langsung berterima kasih atas kenyamanan di jalan, dengan bapak supirnya,

"Pak terima kasih ya atas kenyamanan di jalan, alhamdulillah sudah sampai di tujuan"

"Sama-sama non, syukur deh kalau non nyaman di perjalanan" jawab bapak supir taksi.

Aku di sambut unit produksinya, dan langsung dibawa keruang kostum dan make up. Di ruang itu aku diperkenalkan dengan penata kostum dan make up-nya. Kami tetap physical distancing, tidak saling bersentuhan. Semua yang ada di ruang itu sudah dengan pengamanan menggunakan Face Shield dan masker, aku langsung di dandani. Selang betapa saat, sutradaranya datang, dan aku di kenalkan oleh unit produksinya,

"Mas Ganden, ini Aini Bintang Iklannya" dengan tetap menjaga jarak, akupun memperkenalkan diri pada mas Ganden

Lihat selengkapnya