Saat fajar menyinsing, setelah menunaikan sholat subuh berjamaah di Mesjid, aku berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi, kebetulan pagi ini mas Ganden ingin sarapan bersama di rumah, sebelum kami berangkat shooting.
Baru saja aku siap menghidangkan sarapan pagi di meja makan kami yang sudah tua di makan usia, mas Ganden datang untuk menjemputku. Aku panggilkan ayah di kamarnya, yang masih meneruskan ritual wiridnya selepas subuh, untuk sarapan bersama.
Begitu ayah keluar dari kamarnya, mas Ganden menyapa ayah, dan mencium tangan beliau,
"Assalamu'alaikum, selamat pagi ayah" sapa mas Ganden sambil mencium tangan ayah
"Wa alaikum salam nak Ganden, yuk kita langsung sarapan aja" ajak ayah pada mas Ganden
Sambil sarapan, mas Ganden banyak bercerita tentang tahapan rencana yang akan dilakukannya, terkait rencana pernikahan kami. Juga tentang rencananya merenovasi rumah,
"Yah maaf sebelumnya, sambil sarapan saya mau ngomong soal tahapan persiapan pernikahan saya dan Aini" ucap mas Ganden
"Oh ya, apa kira-kira persiapan dan rencana kalian?" Tanya ayah
Mas Ganden menceritakan satu persatu tahapannya, setelah shooting selesai, keluarga mas Ganden akan datang melamar, namun sebelumnya dia ingin merenovasi rumah terlebih dahulu,
"Jadi gitu yah, saya mau renovasi sedikit rumah ini, itu hasil kesepakatan saya sama Aini, itu pun kalau ayah setuju" ucap mas Ganden
"Ayah sih setuju aja, kalau memang itu rencananya" jawab ayah
"Yang di renovasi hanya bagian depan aja yah, ini juga menyangkut planning kami setelah menikah"
"Apa tuh planning-nya kalau boleh ayah tahu?" Tanya ayah