EPILOG
Pagi hari hingga menjelang Maghrib desa Pandar sampai menuju perbatasan Kota terasa hingar bingar menyambut kegiatan setahun sekali, Festival Ikan Asap. Kegiatan itu bertujuan menyambut bulan Muharram Tahun Baru Hijriyah. Festival ini banyak diikuti oleh istri para nelayan dan pelaku Usaha Kecil Menengah. Koperasi ini ada dibawa naungan Bank milik Pemerintah. Jadi selain masyarakat Pandar bisa pinjam uang di Koperasi lokal juga bisa pinjam di bank Pemerintah. Dan untuk menambah pencaharian, agar dapur rumah penduduk tetap mengepul, Jamilah pun ikut menjadi anggota Koperasi Ikan Asap.
“Okh ya Mas Afat, apa Kafi sudah diberitahu untuk menemani Kahfi di rumah, ya. Kita kan mau pameran ikan asap juga.” kata Jamilah.
“Semoga dagangan kita laris manis, ya Mas Afat.” kata Jamilah saat mau berangkat ke tempat Pameran.
“Aamiin. Semoga diijabah,” doa Arafat.
“Nah, itu Kafi datang.” kata Jamilah
“Kafi, tolong jaga Kahfi di rumah, ya.”
“Iya, Fi. Saya sama Pak Arafat mau ke Perbatasan Pandar ikut pameran ikan asap.” timpal Jamilah.
“Baik, Mbak Jam. Okh ya, tadi waktu saya kemari ada iringan rombongan mobil dinas Bupati, Mbak.” katanya memberitahu.
“Ya mungkin mau buka acara pameran ikan asap, Fi.” kata Arafat.
“Jangan lupa, jam 9 nanti Kahfi dijemput di Sekolahan, ya.”pesan Jamilah.
“Baik, Mbak.”
Arafat dan Jamilah siap berangkat setelah mengangkuti sejumlah ikan asap berikut sambal kecapnya di taroh di dalam mobil pick up yang biasa dipakai untuk antar ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Mobil perlahan berjalan setelah distater Arafat. Di jalan banyak lalu lalang motor, mobil maupun bentor menuju tempat pameran.
“Nggak nyangka, jalanan sudah ramai, padat merayap seperti ini, ya Mas Afat,”
“Iya Jam, namanya juga pesta ikan setahun sekali, pasti ramai.” timpal Arafat sambil mengemudi.
Suara hingar klakson berbunyi bersahutan satu sama lain. Apalagi jika ada bis pariwisata lewat, sopirnya pasti membunyikan klakson yang iramanya membetuk seperti lagu yang sudah dihapal oleh anak-anak Pandar. Teret tet tet tet tet, Teret tet tet tet tet, Teret tet tet tet tet. Jika didengar seksama lagunya mirip lagu Satu Satu Aku Sayang Ibu. Arafat dan Jamilah sampai di tempat pameran bersamaan opening seremonial yang dibuka oleh Bapak Bupati yang saat ini sedang menyampaikan pidato sambutannya. Sementara Arafat membantu Jamilah menurunkan barang-barang di meja pameran yang sudah dibagi per Stand oleh panitia pelaksana. Setelah barang sudah turun semua Arafat kembali menyalakan pick up untuk dibawa di tempat Parkir.
“Kegiatan pengasapan ini pastinya memberikan beberapa keuntungan kepada para nelayan terutama yang sudah ikut anggota Koperasi,” kata Bupati berpidato. “Antara lain dapat memberikan efek pengawetan kepada daging ikan. mempengaruhi cita rasa ikan dan memanfaatkan hasil tangkap yang berlebih ketika musim tangkapan berlimpah.” kata Sang Bupati.
“Ikan asap adalah ikan yang diawetkan dengan cara pengasapan. Salmon biasa diasap untuk membuat lox, dan beberapa spesies ikan seperti bandeng, hering, makerel, tongkol, tenggiri, dan gabus juga biasa diasap panas.” lanjut Sang Bupati. Sementara Jamilah sibuk menata dagangan ikan asapnya dan dipasang nama ikan dan harganya.
“Proses pengasapan ikan itu kalori dan gizinya baik untuk anak-anak. Dapat meningkatkan kadar vitamin D, yang penting untuk kesehatan tulang dan kekebalan tubuh. Ikan asap juga merupakan sumber protein berkualitas tinggi, asam lemak omega-3 yang menyehatkan jantung, dan antioksidan yang dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan.” kata Bupati panjang lebar. Setelah menutup sambutannya Bupati itu turun dan siap bersama rombongannya berkunjung ke tiap-tiap Stand Pameran. Terlihat wajah Jamilah gelisah sambil sesekali pandangannya melihat keluar menanti Arafat yang belum juga datang. Kegelisahannya semakin menumpuk saat rombongan Bupati sudah tiba di Stand Pamerannya. Jamilah berdoa dalam hati.
“Bismillahirrahmanirrahiim. La haula wa la quwwata illa billah (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah).” Jamilah menenangkan diri agar tidak kelihatan gugup menghadapi pertanyaan Bupati. Meski begitu paras cantik mirip Arabnya masih kentara sekali.
“Assalammualaikum, selamat pagi, Ibu,” sapa Bupati ramah saat sudah tiba di depan Standnya.
“Waalaikumsalam Bapak, selamat pagi.” Jawab Jamilah agak gugup.
“Ibu sudah lama membuka usaha ikan asap?”
“Alhamdulillah, sudah Pak Bupati. Hampir empat tahun kami memulai usaha ikan asap.”
“Ikut Koperasi Ikan Asap, Kan?” tanya Bupati kembali.
“Alhamdulillah, ikut Pak Bupati.”
“Okh ya, maaf, apa suaminya nggak ikut pameran?”