Blurb
Novel "Mahatari Lembah Cawan" yang terinspirasi dari Serat Musarrar Jayabaya dan Kakawin Baratayuda mengisahkan tentang kelahiran Parikesit Sang Ratu Adil pasca perang Baratayuda. Suatu perang antara keluarga Pandawa versus keluarga Korawa. Perang antara kedua trah Barata di rimba Kurusetra yang berakhir dengan sampyuh (mati bersama).
Dikatakan sampyuh karena dalam perang tersebut mengakibatkan tewasnya seluruh Keluarga Korawa dan kroni-kroninya. Sementara, Pandawa (Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa)) yang berhasil memenangkan perang tersebut berakhir tewas secara tragis di Gunung Himalaya sesudah meninggalkan Hastinapura. Suatu negeri warisan Pandu Dewanata yang diibaratkan sebagai wadah tak berisi karena sudah dikuras habis-habisan oleh Korawa untuk berpoya-poya.
Pasca tewasnya Korawa dan Pandawa, lahirlah Parikesit Sang Ratu Adil, putra Abimanyu yang lahir dari rahim Dewi Utari, di Lembah Cawan. Dilah sang matahari Hastinapura yang membangun negerinya yang porak poranda dari nol kecil. Dialah matahari yang akan memberikan pencerhan bagi seluruh kawula Hastinapura sesudah masa kegelapan.
Novel ini sangat cocok untuk dibaca pasca Covid-19. Di mana, seorang pimpinan negara dan pimpinan daerah dituntut sebagai sang pencerah yang dapat memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat sesudah mengalami krisis ekonomi, psikis, dan sosial berkepanjangan. Selamat membaca!