Matahari Terbenam bersama Cinta

Sarah Teplaka
Chapter #2

Badai Ditengah Samudera

Dara menatap Anton dengan mata berkaca-kaca. Pernikahan yang baru akan mereka berdua mulai ini diwarnai badai pertamanya. Anton, melipat kedua tangannya di depan dada, tidak menyetujui Bima, adik laki-laki Dara, tinggal bersama mereka di rumah walaupun rumah ini adalah peninggalan orang tua Dara dan Bima untuk mereka tinggali berdua.

"Mas, tolong dengarkan aku," mohon Dara, suaranya bergetar. "Bima baru nyusun skripsi, dia belum kerja sama sekali. Dia sedang kesulitan mencari tempat tinggal baru. Aku engga tega melihat Bima luntang lantung di luar sana tanpa tempat tinggal yang jelas."

Anton bergeming, rahangnya mengeras. "Aku mengerti kesulitan Bima, Ra. Tapi, ini sekarang rumah kita. Aku engga mau ada dua nahkoda di sini. Aku engga nyaman."

Dara menghela napas panjang. Dia tahu watak keras kepala Anton. Tapi, dia tidak bisa membiarkan Bima terlantar. Sejak kecil, Dara dan Bima hanya memiliki satu sama lain. Orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan saat mereka masih kecil. Dara selalu berusaha melindungi adik laki-lakinya itu.

"Mas, tolonglah," Dara memohon lagi. "Berikan Bima waktu seminggu untuk mencari tempat tinggal lain. Aku janji, setelah itu dia akan pergi."

Anton menatap Dara lekat-lekat. Dia bisa melihat ketulusan di mata istrinya. Dia pun melunakkan suaranya. "Baiklah, Ra. Seminggu. Tapi, itu batasnya. Dan, dia engga boleh merepotkan kita selama dia tinggal disini ya dan terakhir, kalau dia engga pergi juga, maka aku yang akan pergi!"

Dara tersenyum lega. Dia memeluk Anton erat-erat. "Terima kasih, Mas. Aku janji, Bima engga akan merepotkan kita."

Di kamar lain, Bima bisa mendengar perselisihan antara Dara dengan Anton. Tangan Bima memegang selimutnya erat. Bima tak bisa membayangkan hidup tanpa Dara namun Bima juga sadar kalau ia tak bisa tinggal bersama Dara terus karena Dara telah menikah dengan Anton, mereka adalah pasangan suami istri.

***

Seminggu berlalu. Bima masih tinggal di rumah Dara dan Anton. Dia berusaha sebisa mungkin untuk tidak merepotkan kakak iparnya. Dia membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga, memasak, dan bahkan membersihkan taman.

Namun, Anton tetap tidak menunjukkan perubahan sikap. Dia selalu menjaga jarak dengan Bima, dan sesekali melontarkan komentar sinis. Suasana rumah menjadi tidak nyaman. Dara terjebak di antara dua orang yang dia sayangi.

Suatu malam, saat Dara dan Anton sedang makan malam, Bima tiba-tiba mengumumkan keputusannya.

"Kak, Mas," kata Bima dengan senyum tipis. "Aku sudah menemukan tempat tinggal baru. Aku akan pindah besok."

Dara terkejut. Dia tidak menyangka Bima akan pergi secepat ini. "Bima, tapi..."

"Aku engga mau membuat Kak dan Mas engga nyaman lagi," potong Bima. "Terima kasih atas kebaikan Kak dan Mas selama ini. Aku engga akan pernah melupakannya."

Lihat selengkapnya