Mati Ketawa ala Refotnasi

Oleh: Bentang Pustaka

Blurb

Sampai pada kumpulan tulisan kedua, sesudah Saat-Saat Terakhir Bersama Soeharto, ternyata saya masih belum tiba pada apa yang sesungguhnya ingin saya ungkapkan. Yang saya baca ini baru merupakan lanjutan refleksi-refleksi fragmentaris terhadap situasi reformasi negeri ini. Maka, mohon maaf kalau ada satu-dua overlapping tematik di sana sini.
Saya agak curang untuk mengharapkan para pembaca bisa "menggambar" alur dan skema kenyataan yang unsur-unsurnya terungkap di sini. Namun, "hardware" pengalaman-pengalaman sosial saya sendiri selama tiga-empat bulan terakhir, sampai pada persepsi tentang bagaimana sesungguhnya konstelasi kekuatan-kekuatan di balik segala kejadian yang mengerikan kita semua—kerusuhan, penjarahan, pemerkosaan, serta segala macam riot yang betul-betul sangat parah dan memalukan—belum benar-benar bisa saya ungkapkan.

Lihat selengkapnya