Mauliate Gendis

Fitri Handayani Siregar
Chapter #5

#5 Aku Dan Raja

Sudah hampir sebulan lebih aku disini, sudah ada beberapa kosakata bahasa tapanuli selatan yang ku kuasai. Seperti olo yang artinya iya, ketabo yang artinya ayook dan tentu saja ketabo mangankon yang artinya ayoook pergi makan. Meski masih terbata – bata dalam pengucapannya setidaknya aku sudah berusaha. Sudah lebih sebulan ini aku tidak melihat si Raja sombong itu, mungkin ia sedang di tugaskan entah keluar kota atau entah kemana, karena ia tidak pernah terlihat sudah hampir sebulan sejak ia mengantarkan bapak ke stasiun. Dan sejak itu pula ia tidak terlihat lagi di rumah ini. Tenang saja aku bukan rindu hanya sedikit penasaran saja. Ya sedikit tidak banyak.

Ternyata bukan Cuma aku yang yang mempertanyakan kemana sosok Raja selama sebulan ini, Mai teman sekamar ku juga mempertanyakan hal yang sama. “Cieeee... ada yang rindu ne..?” aku menggoda nya. “Ndis... kalaupun aku sama dia itu ada kecocokan dan saling sayang, mana mungkin kami bisa sama – sama. Cinta beda agama kayak judul film.” Kami pun tertawa setelahnya. “Hemp, Mai apa dari dulu dia emang songong gitu ya tampilan nya..?” aku bertanya hal ini pada Mai disamping aku juga penasaran, ya karena Mai atau Romaito teman sekamar ku sudah ada disini lebih dulu sebelum aku, dan siapa tahu dia memang tahu kenapa dengan si Raja songong itu. Ehh kalau pun dia tahu apa peduli ku ya kan..?” aku hanya sekedar penasaran saja tidak lebih.

“Setahu aku dari etek yang jualan misop di ujung sana ( *misop = miso ), waktu itu kami ditanya etek itu, pernah nya kalian di cakapi si Raja..? otomatis dengan serentak tanpa aba – aba ya aku jawab belum pernah tek, terus etek itu cerita kalau dia itu dulu udah mau menikah gitu sama bidan teman SMA nya gitu kalau aku gak salah etek itu cerita. Terus entah gimana ceritanya aku lupa terus batal lah pernikahan orang itu.” Aku yang mendengarnya semakin meyakini dari disiplin ilmu yang aku pelajari. Jika trauma masa lalu dapat membuat seseorang berubah drastis baik itu dari segi karakter, penampilan dan banyak lagi, itu bentuk dari self defense nya dia untuk dapat beradaptasi dan menerima dirinya yang sekarang. Jadi beradasarkan cerita Mai ya wajar saja jika Raja songong itu bersikap begitu ke kami semua. Lah, kenapa aku jadi menganalisa dia ya..?”

Tak banyak yang berubah di sekolah setelah aku menyelesaikan kasus Fitri waktu itu, hanya satu dua murid bermasalah yang aku tangani dan itu masuk dalam kategori biasa, ya kenakalan remaja yang masih dalam taraf biasa seperti ketahuan merokok di kamar mandi sekolah, tidak memakai atribut sekolah, cabut dari sekolah di jam pelajaran. Bukan berarti aku mengharapkan ada kasus besar. Hanya saja hari – hari ku jadi lebih monoton. Sebulan disini aku belum pernah sekalipun ke Sidimpuan tempat yang teman – teman kerja ku selalu bilang, kalau mau belanja kesana saja. Dan kebetulan perlengkapan mandi ku sudah hampir habis.

Itu sepertinya mobil nya Raja songong, sudah hampir sebulan menghilang akhrinya dia kembali lagi. Aku melihat nya dari balik jendela kamar ku sembari mengawasi Romaito agar aku tidak ketahuan jika sedang memata – matai Raja. Ohh, aku ralat bukan memata – matai tetapi tidak sengaja melihat nya datang dari balik jendela kamar ku.

Aku ingin mengajak Mai hari ini pergi bersamaku, karena hari ini ia juga tidak ada jadwal mengajar. Ku susul ia yang sedang duduk di teras depan. “Mai, bisa temenin aku ke Sidimpuan gak..? ada yang mau aku beli..” Mai masih belum mengalihkan pandangan nya dari layar ponsel yang sejak tadi sudah di tatap nya itu. “Mai...” aku menepuk bahu nya lembut agar ia sadar ada kehadiran makhluk kasat mata disini yang bernama Gendis. Aku terlihat kasat mata bagaimana mungkin ia mengacuhkan ku. “Aduhhhhh, aku minta maaf ya Ndis, jangan hari ini aku lagi halangan hari pertama, sengaja aku nonton drakor biar sakit nya teralihkan.” Mendengar jawaban nya Mai antara kecewa dan ingin tertawa terbahak – bahak akan aku lakukan di satu waktu yang sama.

Tapi demi menjaga perasaan Mai itu tidak jadi aku lakukan, bagaimana bisa dengan menonton drakor sakit saat menstruasi dapat teralihkan. Jika saja itu aku, mungkin sakit nya akan dua kali lipat lebih sakit saat menonton drakor disaat menstruasi hari pertama. “Yaudah kalau gitu gak papa Mai, aku naik grab atau gojek aja lah.” Mai yang mendengar kata – kata ku barusan langsung tertawa terbahak – bahak, apa ini karena drakor yang di tonton nya atau kalimat ku barusan ada yang lucu ya..? aku menatap ke arah nya bingung.

Lihat selengkapnya