Mauliate Gendis

Fitri Handayani Siregar
Chapter #15

#15 Dua Cinta Berbeda Sudut Pandang

“Segitu sulit nya kah untuk bisa menerima ku Ndis..?”  pertanyaan ini sulit untuk ku jawab, bagaimana bisa aku menjelaskan sesuatu yang tidak aku pahami alur ceritanya, aku belum bisa menerima jawaban nya jika hanya senyum ini saja yang membuat luka menganga itu sembuh seketika. “Jangan berikan jawaban pertanyaan atas pertanyaan Ja. Kau belum menjawab ku bagaimana jika aku terlahir sumbing..?, berarti kecil kemungkinan kau akan jatuh cinta pada pandangan pertama padaku Ja...?” ia menatap ku tajam dan tak mengalihkan pandangannya dari ku.

“Aku tidak nyaman kau tatap begitu Ja..” aku memilih untuk berterus terang tentang apa yang ku rasakan malam ini. “Kalau lagi – lagi kau ingin menguji ku, kau salah orang.” Aku kembali menegaskan pada Raja jika niat nya hanya sekedar untuk mengetes ku apakah akan tunduk dalam permainan nya, ia salah besar. “Ndis, coba lihat aku sebentar saja.” Ia menatap ku dalam, aku melihat ke dalam matanya, tiba – tiba jantung ku berdegup melebihi degupan nya biasa, rasanya tangan dan kaki ku tiba – tiba kesemutan dan rasa mulas semakin menjadi yang tak bisa ku tahan.

“Aku masuk ke dalam dulu, Besok aku harus masuk pagi.” Aku tidak ingin berlama – lama di teras ini bersama Raja, akan sangat sulit untuk dapat mengontrol emosi ku, bisa jadi aku akan terseret dalam emosi sesaat dan jatuh dalam permainan yang berusaha di main kan oleh Raja saat ini. “kenapa..? kau juga merasakan nya kan..?” tanya nya begitu yakin ke arah ku. Aku memilih untuk meninggalkan nya dan bergegas masuk ke dalam. Belum sempat aku membuka pintu Raja sudah berada di hadapan ku dan menghalangi langkah ini.

“Ndis, Ajari aku untuk tidak lagi menghakimi kalian perempuan karena rasa kecewa ku yang dulu.”  Mendengar kalimat itu dai mulut Raja yang tepat berada di hadapan ku. Sontak saja membuat jantung ku semakin tak karuan degupan nya. “Aku bukan orang yang tepat untuk itu Ja, aku takut justru setelah kau mengenal ku. kau akan jauh lebih kecewa daripada kekecewaan mu yang dulu.” Aku merasa bukan orang yang tepat untuk ada di posisi mengobati kecewa nya yang menahun. Aku orang yang plin – plan dari dulu terkadang pilihan – pilihan yang aku buat justru adalah pilihan yang ku kutuk pada saat kali pertama dan akhirnya ku cinta di bagian akhirnya.

Mulai dari ingin mundur saat kuliah dulu, ingin mundur setelah aku lolos tes CPNS yang mungkin jadi mimpi oleh banyak orang bahkan termasuk mbak ku yang sudah sepuluh tahun menjadi pegawai honorer yang hanya punya satu cita –cita dalam hidup nya ingin di angkat menjadi PNS. Aku yang plin – plan ini tidak lah pantas bersanding dengan Raja, aku takut akan membuat ia kecewa untuk kali ke dua.

“Apa yang membuat mu berfikir jika kau akan membuat rasa kecewa ini malah makin merana..?” tanya nya penasaran ke arah ku. “Kau belum mengenal ku Ja, mungkin nanti kalau kau sudah melihat apa yang tidak kau lihat saat ini kau baru akan sadar kalau kau memilih orang yang salah untuk menutup luka masa lalu mu itu.”

Aku tahu kapasitas ku sebagai perempuan, aku baru menemukan satu hal saja ketertarikan dalam hidup yang jika ingin di gantikan oleh mimpi ku yang lain aku akan tetap memilih ini menjadi bagian dari hidup ku sekarang.

Ya... aku ingin tetap terlahir sebagai Gendis seorang guru BK yang membuat murid – murid nya berani bermimpi tinggi meski mereka anak petani. Ketertarikan ku untuk hal lain justru membuat ku takut jika nanti aku memilih sesuatu aku akan mundur bahkan sebelum menjalani keputusan ku itu.

Aku melihat Raja, dan memberinya isyarat tangan jika aku ingin segera masuk ke dalam dan ia harus minggir dari depan pintu ini segera. “Aku anggap itu sebuah tantangan Ndis, aku terima tantangan nya.” ia menjauh dari pintu dan mempersilahkan aku untuk masuk. Apa maksud kata – kata Raja itu ya, jika ia menganggap penolakan ku ini adalah sebuah tantangan. Tantangan apa..? aku kembali keluar menyusul Raja yang masih duduk di teras rumah. “Kalau kau ingin mengenal aku lebih jauh, Ku izin kan. Tapi jangan berharap aku jauh lebih baik dari perempuan masa lalu mu. Nanti kau justru kecewa.”

Lihat selengkapnya