Mawar Biru

zee astri
Chapter #16

Pengakuan

Aku hanya ingin kamu tahu bahwa aku menginginkanmu, bahwa ada aku yang selalu mengharapkanmu berpaling dan menoleh padaku.

---

Apakah sekarang jalanan depan rumah Selly telah berubah menjadi tempat pajangan mobil? Gadis itu menaikkan alis tinggi, ketika dilihatnya dua buah mobil yang tidak bisa dikatakan murah memenuhi jalan depan rumahnya.

Para pengendara mobil keluar, membawa aura tersendiri. Rey dan Kiky berdiri berhadapan, dengan gaya serupa; memasukkan tangan ke saku celana.

“Ngapain lo di sini?” todong Rey.

“Jemput Selly,” jawab Kiky enteng, seolah kemarin tidak ada hal pelik yang mereka bahas.

Rey mendengus. “Jangan mimpi, Selly bareng gue.”

“Oh ya?” Kiky menaikkan sudut bibir, tersenyum miring. “Lihat saja nanti,” pungkasnya jumawa, bertepatan dengan langkah Selly yang semakin mendekat.

“Pagi, semuanya,” sapa Selly kikuk.

“Pagi Sel.” Rey tersenyum manis madu. “Ayo berangkat.”

Menggaruk tengkuk, Selly meringis. “Sorry Rey, aku udah janji sama Kiky buat berangkat bareng.”

Rey terhenyak, matanya nyalang menatap Kiky yang memamerkan deret giginya, seolah mengejek siapa yang kalah di sini.

“Duluan Rey,” ucap Kiky sebelum masuk mobil. Tak lupa memberikan klakson sebagai tanda pamit, membuat Rey harus menahan diri untuk tidak menendang mobil itu.

***

“Lho, Ky!” Selly berseru ketika dia menyadari jalan yang seharusnya mereka lalui untuk sampai ke kampus terlewat. “Kamu salah jalan ya?” Kepalanya melongok ke kanan dan kiri, memperhatikan jalanan besar yang mulai dirambati berbagai jenis kendaraan.

“Sekali ini aja ya?” Kiky menampilkan tampang termelasnya, memohon pada Selly agar mereka bolos hari ini.

“Ish!” Selly menyilangkan tangan di dada. “Emang mau ke mana sih? Tumben amat kamu ngajakin berbuat kriminal.”

Tawa Kiky menggema di dalam mobil, bahunya bahkan terguncang hebat. “Kamu belum tahu sekriminal apa aku.”

“Kamu ngomong apa sih Ky, jangan sambil ketawa gitu. Lagian apanya yang lucu?” Menggelengkan kepala, Selly merasa sahabatnya itu ada masalah dengan otaknya.

“Kamu pasti seneng kok aku ajakin ke sana,” ucap Kiky setelah tawanya reda.

“Emang mau ke mana?”

***

Teriakan Selly menggema di udara satu jam setelahnya. Bersahutan dengan beberapa pengunjung taman bermain siang itu. Gadis berkuncir kuda itu menaiki wahana roller coaster bersama Kiky di sampingnya, adu suara paling lantang. Efek samping dari beban pikiran yang menyelinap. Kadang berteriak kencang mampu membuat perasaan lega. Meski hal itu bukan berarti masalah selesai.

Selly tertawa riang, jantungnya terasa copot ketika kereta itu menukik tajam ke bawah dalam kecepatan tidak teraba, lalu kembali naik, bahkan berguling, membuat tubuhnya terbalik. Memaksa jantung memompa lebih cepat.

Lihat selengkapnya