Mawar Biru

zee astri
Chapter #25

Arti Kehilangan

Sepi adalah ketika tidak kutemukan kamu di mana pun. 

Sunyi adalah saat hanya ada aku tanpa dirimu. 

Lalu, haruskah aku teriakkan pada dunia jika aku telah kehilangan kamu? 

--- 

Rey bohong jika dia biasa saja. Rey berdusta jika tidak ada yang berubah darinya. Kendati dia berbagi tawa dengan Bagas dan Bagus, faktanya ada lubang tak kasat mata di hatinya. Lubang yang tak hanya mencipta perih, tapi juga kekosongan mendalam. 

“Baru pulang, Rey?” sapa Randy ketika anaknya melewati ruang santai. Lelaki itu tengah menekuri tablet berisi laporan keuangan. 

“Iya, Pah.” Rey lantas menghampiri ayahnya yang duduk di single sofa. “Papa belum tidur?” 

“Bagaimana Papa akan tidur, jika anak Papa belum pulang?”

Pernyataan yang diutarakan Randy dengan tenang itu serupa sindiran halus untuk Rey. Jarum jam hampir mendekati pukul 23.00, wajar saja jika Randy khawatir. Apalagi seminggu terakhir ini anaknya lebih sering pulang larut. 

“Maaf, Pa, tadi ngumpul dulu di basecamp.” 

Randy memandangi wajah putranya, sebagai orang tua tunggal dia menyadari ada yang sedang dialami anaknya. Patah hati istilah anak zaman sekarang, dalam proses move on. 

Randy berdiri, berhadapan dengan tubuh tinggi anaknya. “Kamu tahu Nak, perpisahan itu suatu keniscayaan. Pada akhirnya semua orang akan berpisah, entah karena jarak atau kematian.” 

Apa Rey pernah bilang kalau Randy bisa tahu segalanya, termasuk yang berhubungan dengan dirinya kini. Dan rasanya tidak perlu bertanya untuk sederet kalimat nasihat itu ditujukan untuk apa dan siapa. 

“Apa Papa sudah tahu sebelumnya?” 

Randy memasukkan satu tangan ke saku celana. “Seorang ayah akan selalu memperhatikan setiap gerak anaknya Rey, termasuk pergaulannya.” 

Lihat selengkapnya