Perasan memang bisa berubah tapi di suatu waktu aku masih tetap merindukanmu.
🍀🍀🍀
Aku terus saja kepikiran perkataan Aidan beberapa hari yang lalu. Meski aku menjawab akan datang ke toko buku lagi tapi sebenarnya aku tidak yakin. Sekarang yang aku yakini perasaan itu mudah berubah, tetapi saat ada bagian dari kenangan itu muncul kembali ke permukaan, maka dia menarik kenangan-kenangan yang lain untuk ikut bersamanya juga. Aku merasa dia telah banyak berubah, tapi aku tidak yakin itu perubahan yang baik atau bukan. Kenangan bersama Aidan di masa lalu memang bukan kenangan yang selalu menyenangkan tetapi kenangan itu seperti memiliki tempat tersendiri yang tak bisa terhapuskan. Aku membuka lagi buku harianku, mencari kenangan yang paling penting saat itu dan bahkan juga masih penting sampai saat ini.
Selasa, 17 Februari 2015
Aku harap esok hari tak pernah datang.
Serpertinya ada sesuatu dalam dadaku yang tersimpan sebuah pertanyaan.
Semilir angin di perjalanan pulang berjalan kaki dari sekolah tiba-tiba saja dia muncul di sebelahku.
Tak terasa sudah enam bulan kita saling mengenal.
Dia mengulurkan satu tangkai bunga berkelopak putih, dengan mahkota kuning.
Entah apa nama bunga ini, tetapi dia bilang "Ternyata di pinggir jalanpun masih ada bunga".
Tiba-tiba banyak kenangan muncul di ingatanku.
Kenangan tentang kebun belakang sekolah yang penuh dengan dedaunan.
Kenangan tetang jalan pulang.
Entah dari mana aku dapat keberanian, mulutku seperti bergerak sendiri untuk megatakan...
"AKU SUKA"
Dia yang sudah berada di depan berbalik ke belakang memandangku dengan wajah bingungnya
Keheningan ini seperti membuat waktu berhenti.
"AKU SUKA KAMU...AIDAN" .
Aku mengatakannya sekali lagi, berharap dia mengerti perasaanku.
Tetapi dia hanya tersenyum tipis, hingga aku sebenarnya tidak yakin apakah benar dia tersenyum.
"Sampai ketemu lagi, besok." itulah perkataan terakhir dan yang bisa aku lihat hanyalah punggungnya yang semakin menjauh pergi.
Rasanya aku tak punya kekuatan unutk melangkahkan kaki, dan entah bagaimana aku bisa sampai dirumah.
Menulis sesuatu yang membingungkan.
Kenangan yang ingin ku lupakan tapi disaat yang sama ingin ku ingat...
Saat ku buka halaman itu masih terdapat bunga yang dulu Aidan berikan padaku. Meskipun warnanya sudah tak seindah dulu karna layu. Tetapi bentuknya tetap sama seperti dulu. Apakah ini seperti perasanku saat ini?. Sudah lama berlalu dan layu namun tak pernah berubah.
Rasanya aku takut degan perasaan ini. Aku takut kecewa dengan kesalahan yang sama lagi. Memang perasaan itu bukanlah semacam give and take, tapi harapan yang ada mungkin akan membawaku pada kekecewaan. Aku memutuskan untuk menyimpan buku harian itu ke dalam laci dan ku putuskan untuk tidak pernah membaca buku itu lagi. Tapi, seperti yang kita tau kadang sebuah janji sangat sulit untuk bisa ditepati.
🍀🍀🍀