Mawar Darah: Belas Kasih Terakhirnya adalah Kematian

Eldoria
Chapter #6

Vol 1 Bab 6: Epilog - Mawar Darah Mengguncang Benua Eldora

Pantauan Empat Kerajaan Kontinental

Selain Kerajaan Mawar, ada empat kekuatan besar yang telah menjaga keseimbangan rapuh Benua Eldora.

Mereka menerima pesan dari Kerajaan Mawar:

Sebuah surat gemetar dengan segel kerajaan.

Berisi pengumuman darurat dan poster buronan:


DICARI

Mawar Darah

Pelaku pembunuhan Duke Gilles de Vire.

Penghasut penghakiman di luar hukum.

Ekstremis yang mengancam stabilitas semua kerajaan.

Tingkat Ancaman: IV - Blightbrand

Bounty: 10.000 koin emas

Hidup atau Mati


Surat itu melayang bersama puluhan elang hitam.

Dan di setiap ibu kota kerajaan-kerajaan besar, poster itu dipajang.

Namun yang terjadi bukanlah perburuan. Juga bukan deklarasi perang.

Yang terjadi adalah...

Keheningan.

Reaksi Kerajaan Kekayaan

Duduk di singgasana yang dikelilingi ukiran emas dan grafit kekayaan,

Ratu Mevalina II mengerutkan kening saat membaca berita itu.

“Duke Gilles meninggal? Hah. Dia berutang besar pada kita.”

“Dan pembunuhnya? Dia mengungkap kejahatannya? Lalu siapa yang harus kita salahkan? Pelaku, atau pengungkapnya?”

Ratu menyesap anggurnya dengan jari-jari berhiaskan permata dan terkekeh.

“Mari kita saksikan. Biarkan Mawar menari lebih lama sebelum kita memetik kelopaknya.”

Reaksi Kerajaan Magica

Di Menara Kaca Kristal, para Archmage duduk mengelilingi bola ramalan berwarna darah.

“Mawar Darah… kekuatan untuk menembus sihir para penjaga istana?

Ini bukan sihir biasa. Ini adalah tekad yang bermandikan penderitaan.”

Seorang magus muda bergumam pelan:

“Jika sihir dibangun dari emosi terdalam… dia bukan sekadar penyihir. Dia… adalah penderitaan itu sendiri.”

Magica memilih untuk tetap diam. Mereka mencatat. Mengamati.

Reaksi Kerajaan Soldera

Kekaisaran militer paling brutal itu memandang kasus ini dengan kewaspadaan tinggi.

“Jika algojo seperti itu menyerang kota kita, siapa yang akan selamat?”

Para jenderal Soldera mulai memetakan ulang strategi kota mereka.

Mereka tidak tertarik pada siapa yang benar atau salah.

Mereka hanya ingin tahu: Bagaimana cara membunuh Algojo jika dia datang ke gerbang mereka?

Reaksi Aliansi Kebebasan

Di antara negara-negara demokrasi yang membentuk Aliansi Kebebasan,

perdebatan meletus bagai bara api di atas kertas kering.

“Kita tidak bisa mendukung ekstremis! Penghakiman tanpa pengadilan adalah tirani baru!”

“Tetapi bagaimana jika pengadilan telah dibeli oleh tirani lama?”

Para aktivis diam-diam membagikan selebaran Mawar Darah,

menggambarkannya bukan sebagai pembunuh,

melainkan sebagai martir yang hidup.

“Mawar Darah bukanlah simbol kematian…

Melainkan sebuah peringatan.

Bahwa jika kau tak mendengar suara para korban,

maka mawar darah akan berbicara mewakili mereka.”

Hari itu… seluruh dunia tak hanya membaca satu nama.

Mereka menggigil karenanya.

Mereka memanggilnya dalam doa dan kutukan.

Putri Mawar Darah.

Ia bukan lagi sekadar buronan.

Ia telah menjadi sebuah ide.

Dan ide…tak bisa dibunuh.

Lihat selengkapnya