Mawar Hitam Asyifani-

Ikhsan Ardiansyah
Chapter #4

Terori Memori Sel

Pagi ini, saya sudah direpotkan Raffi. Dia ingin menu sarapannya sama cah kangkung dan tempe goreng. Di Hotel, mana ada menu semacam itu? Anak ini makin hari makin aneh saja. Alhasil, saya dibuat kelabakan mencari resto yang menyediakan masakan Indonesia di jam segini.


Beruntung, tidak jauh dari hotel Holiday Inn, tempat kami menginap, ada salah satu resto yang cukup terkenal bernama Koali Longue & Dine dan saya kenal pemiliknya, orang Indonesia. Meski menu yang saya minta tidak tersedia, tapi sang pemilik resto yang bernama Mariana membuatkan cah kangkung dan tempe goreng khusus untuk Raffi.


Kemarin saya sudah membuat janji dengan Dokter Kareem. Hari ini kami akan bertemu di Istanbul. 

 

***

 

Perjalanan dari Ankara ke Istanbul melalui jalur udara membutuhkan waktu kurang lebih satu jam. Dokter Kareem berangkat pagi. Jadwal penerbangannya dari bandara Esenboga pukul delapan lebih lima menit. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul delapan. Masih ada waktu untuk menjemputnya.

 

“Dik, kakak keluar sebentar ya. Mau jemput dokter Kareem,” pamitku.

 

“Dokter Kareem ke sini? Aku ikut dong, Kak,” pinta Raffi.

 

“Jangan. Kamu di sini saja. Kakak nanti agak lama. Soalnya mampir ke rumah sakit sama dokter Kareem,” kata saya sedikit berbohong.

 

Rumah sakit adalah tempat yang paling dibenci oleh Raffi dan sudah pasti dia bakal mengurungkan diri untuk ikut.

 

Wajah Raffi terlihat merengut seolah menunjukkan kekecewaan.

 

“Tapi kamu tenang saja, kalau urusan sudah selesai, kakak akan jemput kamu. Katanya kamu ingin melihat festival tulip?”

 

“Berarti nanti kita ke taman Emirgan sama dokter Kareem juga?”


“Iya nanti kita nonton bareng-bareng.”


Lihat selengkapnya