Bau parfum jeruk menusuk hidung Mawar ketika pertama kali ia melangkahkan kaki masuk kelas di tahun pertama SMA. Bau itu berjalan mendekatinya dengan langkah-langkah cepat. Sebelum ia benar-benar sadar apa yang sedang terjadi, sumber bau yang berwujud seorang gadis berdagu runcing telah menjulang sekitar sepuluh senti di atas kepalanya. Mawar harus agak mendongak untuk menatapnya.
“Kamu yang namanya Mawar Merah, kan? Salam kenal, aku Maylea! Panggil saja Lea.”
Karena tidak terbiasa dengan sambutan bersemangat yang diterimanya, Mawar tergagap, “Kok … kok kamu tahu namaku?”
“Kamu yang datang paling akhir sih. Aku sudah berkenalan dengan semua anak yang lain.”
“Ah … begitu ….” Mawar kehabisan kata-kata. Keheningan yang tercipta membuatnya serasa habis dilemparkan ke luar angkasa.
“Kamu tidak banyak bicara ya,” ucap lawan bicaranya dengan ringan, sama sekali tidak sadar akibat kalimatnya barusan pada Mawar. “Duduk bareng aku, yuk, Mawar.”