Maya di Langit

Sellia
Chapter #8

Gundah

Nenek mondar-mandir dengan gusar di ruang makan, sementara Leya duduk di meja makan sambil memainkan sendok  dalam mug yang berisi air teh. Sejak tadi ia mengeluhkan gosip para tetangganya tentang kejadian di sekolah antara Maya dan Oscar kemarin.

“Kamu tahu siapa Oscar? Anak itu membuat malu kedua orangtuanya. Tidak ada anak yang mau bermain dengan dia kecuali Maya. Iya, Maya. Katanya dia membela Oscar dan bermain dengan Oscar di sekolah. Dan hari ini dia sebangku dengan Oscar. Waktu itu dia bilang teman sebangkunya si Kerala. Kamu tahu apa artinya? Artinya dia mulai diasingkan!”

“Apa yang bikin malu orangtuanya?”

“Oscar suka menjahit. Meniru ibunya. Sama seperti Maya, suka pesawat terbang. Meniru papanya.” Nenek tiba-tiba tersentak. “Oh tidak. Dua anak itu sama saja! Habis sudah!”

“Aku sudah lama tinggal di Mughat, hal itu sudah biasa. Tidak ada yang aneh.”

“Tapi kamu di Solumi!” seru Nenek dengan tegas, “kamu harus mengikuti kebiasaan di sini dan beradaptasi.”

Leya terdiam. Ia menyuruh Maya untuk bisa beradaptasi tetapi lupa akan dirinya sendiri.

“Sekarang tidak akan ada lagi yang mau berteman dengan anakmu, dan habislah aku karena mulut cerewet para tetangga.” Nenek berkacak pinggang sambil sesekali mengusap jidatnya. “Suruh Maya menjauhi anak itu. Mungkin masih ada harapan. Lagi pula selama mereka tidak tahu tentang hobi Maya, masih aman.”

Leya menghela napas panjang. 

“Koleksinya yang di kotak itu buang saja!”

Leya membelalakkan matanya. “Bu, walaupun aku sering kesal dan bosan dengan impian dan cerita tentang pesawat terbangnya, aku tidak pernah berpikir membuang itu. Itu harta berharganya. Kenangan dari papanya.”

“Ini demi kebaikan kita semua. Ini akan menyulitkan bisnis apel kita karena gunjingan orang-orang itu seperti efek domino. Kalau kamu tidak mau melakukannya. Aku yang akan membuangnya!”

“Ibu! Dia selalu memastikan kotak itu  setiap hari. Dia pasti tahu dan  dia akan mengamuk. Jangan begitu. Suruh saja dia merahasiakan itu.”

Nenek terdiam.

“Baik. Aku tidak akan membuangnya. Aku akan simpan kotak itu. Untuk memastikan dia tidak membawanya ke sekolah dan memamerkannya pada teman-temannya.”

Lihat selengkapnya