Mayat Terakhir

yulisaputra
Chapter #9

Bagian delapan

Ruang rapat komisaris polisi.

Satu jam lalu, tumpukan berkas termasuk hasil autopsi Jen disatukan di dekat meja komisaris. Rud dan pimpinan tim wilayah duduk saling berhadapan. Tegang dan tidak saling sapa. Rumit memang, tapi keduanya bisa apa? beruntung saja, kali ini tidak ada kebocoran foto olah TKP.

Remon, komisaris yang baru setahun diangkat itu meneliti berkas di tangannya berkali-kali. Ini bukan kali pertama ada kasus saling berkait di daerah yang berbeda. Pembagian tugasnya sedikit rumit dan akan ada pemeriksaan secara berkala nanti.

“Bagaimana dengan media? Kalian sudah punya jadwal konferensi?” tanya Remon menatap kedua polisi veteran itu bergantian. Rud dan Ben mengangguk yakin. Konpress akan diadakan setelah hasil autopsi Bu Linah keluar. Tepatnya dua jam lagi. Dugaan kuat sudah ada, tapi untuk meyakinkan publik, mereka butuh bukti otentik.

...

“Jenar? Mau kemana jam segini?” tanya Puspita mengekori adiknya hingga ke pintu depan. Tidak ada alasan untuk keluar, Jenar sedang diskorsing selama seminggu. Tapi ponselnya sempat berdering tadi, mungkin ia membuat janji.

“Sebentar aja kok, Mbak,” timpalnya tidak menghiraukan wajah khawatir Puspita. Masih jam empat sore dan cuaca cukup cerah, tidak ada alasan untuk melarangnya keluar. Terlebih ia bisa menjaga diri. Masalah kemarin hanya akan mempengaruhi gajinya selama sebulan dan itupun masih bisa diatasi dengan simpanan uang.

“Mbak ikut ya? Sebentar aku ambil jaket dulu.” Puspita buru-buru berbalik menuju kamarnya, tapi saat kembali Jenar sudah tidak ada. Ia malah mendapat permintaan maaf lewat pesan singkat. Anak itu pasti tidak enak padaku karena kejadian kemarin, batin Puspita tiba-tiba ingat perlakuan kasar Rud padanya. Detektif itu jelas frustasi karena menangani kasus pembunuhan yang daftar tersangkanya saja belum ada.

Puspita beranjak dari sana, menuju ruang televisi untuk menonton berita. Tadi pagi informasi tentang pembunuhan Bu Linah sudah ditayangkan, tapi belum lengkap.

“Itu detektif kemarin,” gumam Puspita menaikkan volume. Kebetulan sekali ada konferensi press. Tapi berbeda dengan biasanya, kali ini tidak ada barang bukti atau tersangka yang dihadirkan. Hanya Rud dan beberapa polisi paruh baya yang berdiri tegang menatap kamera.

“Setidaknya dia kelihatan gagah saat memakai seragam.” Puspita kembali bergumam, menyenderkan kepalanya ke sofa.

Lihat selengkapnya