MAYKA

dede artha
Chapter #1

KEMATIAN

Berulang kali Mayka melirik jam tangannya. Sudah hampir setengah jam berlalu dan antrean mobil didepannya sama sekali tidak berubah. Dia mulai gelisah karena satu jam lagi acara pembukaan kantor cabang di kota Metro akan segera dimulai. Sebagai pimpinan cabang, tentu ia tidak boleh sampai melewati acara ini.

Bunyi klakson mobil terus bersahut-sahutan tanpa henti. Sama seperti dirinya, orang lain pun pasti sudah tidak sabar ingin segera pergi. Tetapi, sebuah mobil truk yang terguling dan menjatuhkan beribu-ribu liter minyak di jalanan tidak bisa dianggap enteng. Akan memakan waktu cukup lama untuk membersihkan kekacauan ini.

Akhirnya Mayka pun memutar mobilnya mencoba mencari alternatif jalan lainnya. Setelah memacu kendaraanya sejauh 500 meter dilihatnya sebuah papan petunjuk arah bertuliskan Tikungan 99. Bukankah ini jalan yang terkenal itu pikirnya. Jalan ini terkenal akan mitos keangkerannya yang menyebabkan banyak kendaraan mengalami kecelakaan.

Tanpa pikir panjang Mayka yang skeptis terhadap hal-hal yang berbau mistis langsung melesatkan mobilnya memasuki JalanTikungan 99 berharap segera tiba di kota Metro. Suasana jalan ini sesungguhnya jauh dari kesan seram. Selain sebuah tebing terjal di sebelah kiri, pemandangan pantai yang indah bisa dilihat disepanjang jalan sebelah kanan. Mayka pun membuka kaca jendela mobil dan membiarkan angin pantai menerpa wajahnya.

Jalanan yang sedikit lengang membuat Mayka sedikit menambah laju mobil yang dikendarainya. Ia lupa bahwa saat ini jalanan yang dilaluinya memiliki banyak tikungan. Ketika ia mulai menambah kecepatanya, dari balik tikungan muncul sebuah mini bus. Hampir saja mobil Mayka bertabrakan dengan mini bus tersebut. Untung saja Mayka refleks menginjak rem mobil dan mobil mini bus yang berjalan sedikit lambat tersebut sempat menghindar.

‘’ Apakah kamu sudah gila?’’

Seorang laki-laki tua berumur 50 tahunan dan berbadan tambun membuka kaca mobil.Ia lantas memaki Mayka. Mayka yang menyadari bahwa ia bersalah, terpaksa menelan pahit makian tersebut dan meminta maaf.

‘’Maaf, aku sedang terburu-buru’’

‘’Apakah kamu tahu ini dimana? Kamu seharusnya berhati-hati berada di jalan ini ’’ ucap laki-laki tersebut dan pergi berlalu.

Mayka pun akhirnya berhenti sejenak dan berusaha menenangkan diri. Ia pun melirik ponselnya yang berada di samping kemudi. Perasaaanya mengatakan bahwa ia harus segera menghubungi kantor cabang dan memberi tahu bahwa ia akan terlambat.

Ketika Mayka melihat layar ponselnya, garis-garis kecil yang berjajar di bagian atas menghilang. Garis-garis itu kini berubah dengan sebuah tanda silang yang menunjukkan bahwa tidak terdapat sinyal di daerah tersebut. Mayka yang keras kepala tidak mengindahkan pemberitahuan tersebut dan terus mencoba untuk menghubungi kantor cabang. Namun usahanya sia-sia. Tidak satu pun panggilan yang dapat terhubung ke kantor.

Lihat selengkapnya