Halusinasi adalah sebuah gangguan dimana penderita meyakini apa yang ada di dalam pikirannya merupakan sebuah kebenaran. Bagi mereka yang menderita penyakit ini akan sulit membedakan mana kenyataan dan bukan.
Saat ini, David yang sulit membedakan antara kenyataan dan bukan mulai meyakini bahwa dirinya berhalusinasi. Mungkin saja Mayka itu tidak pernah ada. Mungkin saja itu hanya halusinasi saja.
Calista yang melihat kegelisahan David mulai curiga. ‘’David, apakah kamu meminum obat yang diberikan?’’
Tentu saja David tidak pernah meminum satu butir pun obat yang diberikan. Tetapi tidak mungkin dia akan berterus terang seperti itu. David pun mencoba untuk memastikan sekali lagi.
‘’Apakah ada kemungkinan, korban kecelakaan di bawa ke rumah sakit lainnya?’’
‘’ Sepertinya tidak mungkin, ini adalah rumah sakit terdekat. David, jawab pertanyaanku apakah kamu meminum obat yang diberikan?’’ Tanya Calista khawatir.
David yang sudah tidak mampu menyembunyikan kegelisahannya akhirnya lebih memilih untuk pergi dari kamar jenazah tersebut dan mengabaikan semuanya. Termasuk Mayka yang sejak tadi membututinya dan terus bertanya tanpa henti.
‘’ David, kamu baik-baik saja?’’ Tanya Mayka. Tetapi percuma David mengabaikannya.
David kini justru mempercepat laju mobilnya. Membuat Mayka benar-benar khawatir.
‘’David, aku tidak mau mati untuk kedua kalinya.’’ Ucap Mayka
Sesampainya di rumah David langsung pergi ke kamar dan mencari obat yang ia sembunyikan di dalam laci mejanya. Diminumnya obat tersebut.
‘’David…….!!!’’ Bentak Mayka
‘’Sebenarnya kamu itu makhluk apa?’’ teriak David. Ini pertama kalinya bagi David berteriak dan berbicara kasar kepada wanita.
Mayka bisa mengerti kondisi David saat ini. Ia pasti sangat bingung dengan apa yang terjadi. Mayka berusaha meyakinkan David.
Dengan lembut ia pun berkata ‘’Aku ini temanmu. Wanita malang yang meninggal pada usia 29 tahun di Tikungan 99. Kucing milik mu lah yang membuatku menjadi seperti ini?’’
Namun sia-sia. Karena apapun yang dikatakan oleh Mayka, David tidak akan mempercayainya. Bagi David, Mayka adalah sebuah halusinasi yang terus mengganggunya.
‘’Teman? Teman imajinasi maksudmu? Aku mohon menjauhlah dari ku’’ David kemudian berusaha keras mendorong Mayka hingga depan Pintu.
‘’David, aku mohon. Dengarkan ak……’’ Belum sempat Mayka menyelesaikan ucapannya David buru-buru menutup pintu.
‘’Pergilah….!!’’ Ucap David.
***
Sudah tiga hari berlalu sejak David mengusir Mayka, dan semenjak saat itu mereka belum pernah bertemu. David tidak tahu apakah itu efek dari obat yang ia minum atau karena memang Mayka benar-benar sudah pergi beristirahat dengan tenang.
Hari ini adalah jadwal David untuk berkonsultasi dengan dokter Vincent. Tidak seperti biasanya, hari ini ia lebih bersemangat dan berangkat lebih pagi menunggu kedatangan dokter Vincent.
David duduk di sebuah bangku panjang tepat di depan ruangan dokter Vincent. Tidak banyak pasien yang datang saat itu. Hanya ada ia dan seorang anak kecil berusia 13 tahun yang ditemani oleh ibunya.
‘’Apakah kakak juga sakit seperti aku? ‘’
David menoleh dan menemukan bahwa suara tersebut berasal dari anak kecil yang duduk di sampingnya.
‘’ Ah itu……’’ David bingung harus menjawab apa
‘’Maaf..’’ ucap ibu anak laki-laki tersebut.