Setelah hampir seharian menghabiskan waktu dengan beristirahat, perlahan kondisi kesehatan David berangsur membaik. Suhu tubuhnya perlahan mulai menurun. Ia juga tidak lagi merasakan sakit di kepalanya. Mungkin ini efek dari Mayka yang terus mengompres kepalnya dengan handuk hangat, atau mungkin juga ini efek bubur hangat yang dibuat oleh Calista.
Jam dinding menunjukkan pukul sembilan malam. David yang merasa bosan sejak pagi menghabiskan waktunya dengan tidur, perlahan beringsut turun dari ranjang.
Setelah melihat sekeliling, David merasa ada yang tidak beres. Aset, kucing kesayangannya yang biasanya tidur bersamanya tidak ada. Ia pun semakin cemas karena Mayka si arwah gentayangan yang tidak menyukai kucingnya pun tidak ada.
Sambil berkeliling rumah, David berteriak memanggil kucing kesayangannya. Namun, jawaban yang ia terima hanyalah sebuah kesunyian.
David pun memutuskan untuk mencarinya di luar rumah. Setelah ia membuka pintu, didapatinya sebuah pemandangan yang tidak biasa. Dari pinggir pantai terlihat seorang wanita beralaskan hampiran pasir sedang duduk sambil memeluk lututnya. Di sampingya, terdapat kucing yang sangat familiar untuk David.
Dari cahaya mercusuar yang sesekali menyorot kedua sosok makhluk tersebut, terlihat si wanita beberapa kali menengok ke arah samping seolah-olah sedang berbicara dengan kucing hitam yang berada disampingnya. David pun segera mendatanginya.
‘’Apa yang sedang kamu lakukan?’’
David kemudian duduk disampingnya. Mayka pun tampak terkejut melihat kedatangan David yang tiba-tiba.
‘’Apa yang kamu lakukan?di sini dingin, cepat masuk ke dalam!’’
‘’Jika ada yang bertanya seharusnya kamu menjawabnya, bukan kembali bertanya?’’
David memperbaiki kain penghangat di pundaknya yang hampir terjatuh. Pantai di malam hari memang terasa lebih dingin dengan angin yang berhembus lebih kencang.
‘’Apa kamu yang membawa Aset kemari? Kamu tidak bermaksud melakukan hal yang buruk kan?.’’
David kemudian merengkuh Aset yang ada di sampingnya.
‘’Hah? Apa maksudmu?Justru dia yang me…’’
Mayka tidak melanjutkan perkataanya. Ia menyadari bahwa percuma saja mengatakannya kepada David. Toh dia juga tidak akan percaya.
‘’Ah, sudahlah. Aku tidak ingin berdebat dengan mu.’’
Kemudian Mayka kembali memandang ke depan. Menatap lurus lautan.
David kemudian teringat kejadian tadi siang ketika Mayka dengan mudahnya mampu menyentuh benda. Ia khawatir jika kondisi Mayka terus seperti ini, Mayka akan berubah menjadi makhluk yang menyeramkan. Untuk itu ia mencoba untuk meyakinkan Mayka sekali lagi.
‘’Aku berniat untuk mencari jasadmu kembali.’’
David kemudian melirik Mayka, mencoba menilik ekspresi Mayka.
‘’Tidak perlu.’’ ucap Mayka. ‘’Aku sudah tahu apa yang meyebabkanku seperti ini?’’
‘’Oh ya? Apa?’’tanya David
‘’Mungkin karena aku bukanlah orang yang baik, oleh sebab itu Tuhan menghukumku.’’
Sebuah raut muka tidak seperti biasanya diperlihatkan oleh Mayka. Matanya terlihat sayu, suaranya sedikit bergetar ketika ia mengatakannya.
David bingung harus bereaksi seperti apa. Ia bukanlah tipe orang yang pandai menghibur orang lain.