Masa duduk di halte seraya memandangi kendaraan yang melintas. Sesekali mulutnya mengeluarkan gelembung yang berasal dari permen karet kesukaannya. Masa tidak bisa meninggalkan hobi mengunyah permen karet dikala bosan terlebih saat dilanda stress, Masa mungkin bisa menghabiskan satu pak permen karet dalam dua hari.
Afa sering kali mengingatkan sahabatnya itu untuk mengurangi mengkonsumsi permen karet karena tidak baik untuk kesehatan, akan tetapi Masa tidak mengambil peduli.
Masa tetaplah Masa pribadi yang keras kepala, apabila ia berkata tidak maka tidak ada yang bisa memaksanya untuk berkata iya sekalipun itu orang tuanya.
Saking keras kepalanya Masa terpaksa diasuh oleh Teh Serah dan Om Tem, Om Tem merupakan Adik tiri Mama yang secara sukarela menampung keberadaan Masa karena telah belasan tahun menikah tidak jua dikaruniai anak.
Tiga bulan di rumah Om Tem, Masa merasakan yang namanya kasih sayang yang tidak pernah ia dan kakaknya dapatkan. Kedua orangtuanya sibuk dengan pekerjaannya, terlebih Papa yang pulang bisa dihitung jari dalam setahun.
Sebelum Kakak pergi ikut suaminya, Mama memilih mengurus rumah tangga. Namun, semenjak Kakak memutuskan untuk tinggal di rumah sendiri mengikuti suaminya yang bekerja di luar kota, Mama memutuskan untuk bekerja karena kesepian di rumah.
Mama membuka sebuah toko kue di jalan Sudirman berhampiran dengan area kampus negeri favorit. Mama merupakan lulusan S1 Tata Boga, setelah lulus beliau bercita-cita untuk mendirikan sebuah toko kue atas nama anaknya, akan tetapi cita-cita itu baru terwujud selama lima bulan ini.
Dengan janji akan pulang sebelum Masa pulang sekolah Papa, Masa dan Kakak menyetujui permintaan Mama untuk memulai usaha. Namun, janji Mama hanya berlaku selama sebulan saja, di bulan berikutnya Mama sering pulang malam karena toko kue yang dikonsepkan seperti kafe itu ramai dikunjungi oleh mahasiswa/i entah untuk mencicipi makanan yang manis atau sekedar menumpang WiFi.
Masa yang merasa diabaikan mengikuti jejak sang Mama yang pulang malam. Suatu hari Masa pulang jam 12.30 Wib, Masa masuk berjinjit agar Mama tidak menyadari kesalahannya akan tetapi sebelum menaiki tangga lampu yang tadinya padam seketika menyala menerangi ruang tengah.
Pada malam itu, Masa meluapkan uneg-uneg yang terpendam, Masa melampiaskan amarahnya tidak memberikan kesempatan kepada Mama untuk bicara.
"Hai, melamun aja lo, ntar lewat!"
"Ah, lo Fa! Ngagetin aja. Lama banget sih lo, habis ngapain?" tanya Masa yang sedari tadi menunggu sahabat karibnya itu di halte. Janji pulang bareng terpaksa Masa menunggu sahabatnya itu mengobrol dengan Mantan pacarnya.
Afa tidak menyangka kalau Mantan pacarnya akan menungguinya di depan sekolah. Sungguh nekat sekali cowok itu mendatanginya menggunakan seragam sekolah yang ditutupi oleh jaket Levis berwarna hitam.
"Nggak ngapa-ngapain cuma ngobrol, Dia minta balikan," beritahu Afa kenapa mantan cowoknya itu mendatanginya.
"Terus, lo balikan?" tanya Masa penasaran.