Disuatu pagi dihari minggu yang dingin aku ingin mencari Mbah To, ternyata semua orang dirumah sedang keluar. Aku memasuki kamar Mbah To dan Mbahbuk diam-diam lalu tiba-tiba anting yang dibelikan ibu terjatuh aku mencarinya sampai kebawah ranjang tidur, namun aku tak menemukannya. Aku malah menemukan sebuah kotak dengan ukiran yang diletakkan dibawah ranjang tidur Mbahbuk dan Mbah To, aku membukanya. Dan tenyata terdapat banyak surat dengan tertulis tanggal dibuatnya pada amplop tempat surat itu dibubgkus. Dengan rasa penasaran aku membaca beberapa surat.
Surat pertama:
"10 january 2006
Sebuah bunga yang mekar di taman tidak akan selamanya indah, ia akan di benci pada waktunya. Layaknya manusia, tak selalu manusia yang berbuat baik akan selalu orang baik, bisa saja dia hanya terpaksa. Hari ini aku sangat kesal dengan teman kerjaku yang sangat malas-malasan, sedangkan kami para pekerja lainnya harus bersusah payah menyelesaikan pekerjaan itu dengan deadline yang sudah ditentukan oleh bos kami. Padahal dulunya dia yang selalu rajin, dibanding kami dia sangat semangat untuk bekerja di depan bos kami. Namun setelah bos menyerahkan semua ke dia untuk menghandle dan menjadi orang kepercayaan bos, dia malah menyia-nyiakan kesempatan itu. Dia bermuka dua, aku tidak menyukainya. Dia seperti bunga bangkai yang terlihat indah namun sebenarnya busuk!, Sebenarnya kami ingin mengatakan ini semua pada bos, tapi kami tak punya bukti. Apalagi dia adalah orang kepercayaan bos, bagaimana mungkin bos bisa percaya pada kami begitu saja. Aku hanya berdoa semoga bangkai busuk itu segera tecium oleh bos"
aku tertawa ternyata Mbah To juga suka menulis surat sepertiku juga, bahkan lebih sering dari aku. Dan isi suratnya adalah curhatan kekesalannya, setahuku biasanya orang orang akan menulis di buku harian. Tapi Mbah To malah disurat lalu disimpan di bawah ranjang tidur nya, Mbah To memang berbeda.
"1 febuary 2006,
Lelah rasanya harus menunggu lama, hanya untuk sebuah ketidak pastian. Hari ini aku menunggu datangnya keluargaku dari solo, mereka berjanji akan kerumah hari ini. Aku dan istri juga cucu-cucuku menyiapkan banyak makanan dan banyak cemilan. Kami bersemangat sekali menyiapkan itu semua, karna ini kali pertama keluargaku di Solo berkunjung ke rumah kami. Kami bersiap-siap mulai dari jam 5 setelah sholat subuh, masing-masing dari kami menyiapkan sesuai bagian yang telah dibagi, aku bagian yang membelikan cemilan dan menatanya di ruang tamu rumah kami, senang sekali setidaknya kami bisa menyiapkan yang terbaik untuk keluargaku. Aku sangat menghargai kedua cucuku dan istriku yang sangat bahagia dan semangat saat mengetahui keluargaku akan datang hari itu, aku menunggu keluarga ku datang. Dia kata paling tidak jam 9 pagi mereka sudah sampai, namun sudah jam 9 lewat mereka belum juga sampai. Aku masih berfikir posotive, mungkin mereka lupa jalan atau kalau tidak mereka sedang terkena macet diperjalanan. Mereka datang menaiki kereta dan berhenti di Malang lalu menaiki bis menuju kota Batu, sudah jam 10 lewat mereka masih belum datang. Aku yang sedang menikmati kopi kala itu sampai kehabisan kopi, lalu aku mencoba menelfon mereka menggunakan ponsel milik cucuku. Aku kesal sekali mendengar kabar mereka tak jadi datang karna kehabisan tiket kereta, aku bingung akan mengatakan apa pada istriku saat itu. Karna kami telah menyiapkan banyak makanan, aku hanya berpikir akan di kemanakan makanan itu?? Itu banyak sekali. Tapi aku tetap mengatakan kabar yang aku terima kepada istriku, dan istriku pun kecewa. Tapi tak apa katanya dia akan berikan makan itu kepada tetangga, agar tidak mubazdir. Memang istrikulah yang tebaik, aku semakin mencintainya. Walau dia sering marah-marah tapi hatinya tetap saja baik. Kami hanya kecewa namun kami tidak marah, kami kecewa karna kami sudah terlanjur senang, namun dikecewakan oleh ketidak pastian."
Surat ke tiga,
"2 pebuari 2006
Bulan ini putri tersayangku akan berulang tahun, aku sangat bingung memberikan apa kepadanya. Banyak yang harus ku persiapkan, namun gajiku belum turun juga. Aku bertanya-tanya dalam hati, bagaimana cara untukku mendapat uang agar putriku bisa menerima kado dari ku?? Aku takut hadiah ku tak terlalu bagus dari hadiah yang putri ku terima nanti. Aku harus bekerja keras dengan gigih, putri ku harus bahagia!!"