Mbah To

Kirana Putri Vebrianti
Chapter #1

Prolog

Hai aku Kiki, seorang anak kecil yang mungkin bisa dibilang beruntung. Namun sebelum keberuntungan itu terjadi aku telah merasakan masa demi masa yang sulit di usiaku yang masih kecil.

Ayah dan ibuku berpisah kurang lebih 15 tahun yang lalu, awalnya hidupku baik-baik saja hingga suatu hari saat perceraian itu terjadi, semua berubah. Semakin lama hidupku semakin berantakan, ibu pergi meninggalkan kami. Dan ayah sering pulang dengan keadaan yang tak sadar setelah meminum beberapa minuman alkohol. Kala itu aku hanya bisa meringik, dan mengeluhkan semua rasa sedih, lapar, sakit, dan keadaan apapun kepada mbakku. Semenjak ibu pergi, dan ayah menjadi jarang pulang, mbak adalah pengganti untuk mereka. Agar aku tak merasa sendiri. Entah bagaimana yang ia rasakan saat itu, jujur itu hal yang sangat amat sulit dijalani untuk anak yang berumur masih 4 tahun. Harus menjadi tulang punggung keluarga, dan pelindung untuk adik semata wayangnya.

Kehidupan kami berlanjut dengan keadaan yang sama tanpa adanya orang tua, dan hampir 2 tahun berturut-turut kami mengalami nya. Hingga suatu hari ibu datang untuk membawa kami, dan diusiaku yang sekarang baru aku tahu ternyata pengadilan memutuskan hak milik kepada ibu sepenuhnya. Saat itu kami bahagia, bagaimana tidak. Kami sudah lama tak bertemu ibu. Ibu hanya bisa memberi satu kado yang dikirim lewat pos, tanpa bisa bertemu dengan kami.

Ibu menjemput kami, dan akhirnya kehidupanku dan mbak mulai berubah. Sayangnya saat itu ibu harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhanku dengan mbak. Ibu sampai rela bekerja keluar kota, agar kami bisa bersekolah dan merasakan kebahagiaan tanpa hadirnya seorang ayah.

Saat ibu bekerja aku dan mbak dititipkan pada ibu dan bapak dari ibu, yang kupanggil dengan nama Mbahbuk dan Mbah To. Mereka orang yang baik, apalagi Mbah To. Ia sangat menyayangiku tanpa memandang aku adalah anak dari putri tirinya, iya Mbah To adalah ayah tiri dari ibu. Namun kasih sayang Mbah To tak pernah pudar, walau pada siapapun itu dan bagaimana dia.

Mbah To adalah sosok pekerja keras, ia bekerja siang malam untuk memberikan sesuap nasi untuk keluarganya. Ia bahkan sangat tegas terutama soal agama dan pendidikan. Ia mendidik ku dengan tegas namun tidak dengan kekerasan, kecuali jika aku membuat kesalahan yang munurutnya parah.

Lihat selengkapnya