Mbah To

Kirana Putri Vebrianti
Chapter #2

Radio FM

Disetiap minggu aku dan Mbah To selalu mendengarkan radio. Dan itu sudah menjadi rutinitas kami untuk menghibur diri, kami tak pernah lupa untuk menantikan acara kesukaan kami. Yaitu acara lagu yang diputar di 10.3 FM.

Lagu Didi Kempot adalah salah satu yang membuat aku dan Mbah To selalu menantikan pemutaran radio tersebut. bila lagu Didi Kempot diputar, kami menari bersama di ruang tengah rumah kami, saat itu keadaan rumah sepi hanya ada aku dan Mbah To saja dirumah. Yang lain ke warung untuk membantu Mbahbuk berjualan.

Sampai sekarang aku masih suka mendengarkan lagu dari Didi Kempot, Mbah To dulu mengenalkan karya Didi Kempot dengan cara yang berbeda. Dan saat ini karya Didi Kempot selalu menjadi kenangan antara aku dan Mbah To, Mbah To mengidolakan Didi Kempot dengan berbagai macam alasan. Salah satu alasan ia mengidolakan Didi Kempot adalah asal Didi Kempot tinggal, Didi Kempot adalah orang Solo sama seperti Mbah To. Mbah To juga orang Solo, bagi Mbah To kita harus bangga dengan karya saudara kita terlebih dahulu sebelum kita membanggakan karya orang lain.

Mbah To tau semua lagu Didi Kempot, dan yang paling Mbah To sukai adalah lagu "Stasiun Balapan". Teringat saat ibu mengirimkan handphone untuk ku dan mbak, kami tak bisa meng-operasikan hp tersebut. Dan Mbah To mengajari kami agar bisa menggunakan hp tersebut, kami belajar sampai akhirnya kami bisa mahir dalam menggunakannya.

Akhirnya kami mulai mengetahui cara menambahkan lagu-lagu pada ponsel kami, saat itu tak ada ponsel yang seperti sekarang. Ponsel yang kami gunakan adalah ponsel yang sekarang bisa disebut "Hp Mendol" oleh orang-orang malangan. Aku ingat lagu yang pertama kali aku tambahkan dan aku putar adalah lagu Didi Kempot yang berjudul "Sri Minggat". Itu adalah lagu kesukaan ku dibanding lagu-lagu Didi Kempot yang lain. Dan lagu kedua yang aku tambahkan adalah lagu kesukaan Mbah To. Namun MbahTo tidak mengizinkan aku untuk bermain ponsel terlalu lama, agar aku ingat untuk belajar dan beribadah.

Mbah To menyimpan ponselku di waktu tertentu, tapi walau ada ponsel aku tak pernah melupakan kebiasaan lama kami yaitu mendengarkan musik melalui radio. Sempat aku ingin menjadi penyiar radio, aku pikir itu akan seru. Dan mungkin bila aku menjadi penyiar radio, aku bisa terhubung dengan ibu yang saat itu berada diluar kota. Sungguh aku sangat merindukannya.

Sesekali aku menangis dan merengek tentang kerinduanku pada ibu. Sampai akhirnya aku bisa menghubunginya melalui ponsel yang di berikan ibu kepadaku beberapa waktu lalu. Hampir setiap hari aku kirimkan SMS pada ibu, kukirimkan sebuah puisi tentang kerinduan padanya. Berharap agar ia bisa pulang dan menemuiku secepatnya.

Lihat selengkapnya