Mbah To

Kirana Putri Vebrianti
Chapter #4

Kabar duka

Pagi cerah, seperti biasa aku dan Mbakku bangun dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Mbah To mengantar kami seperti layaknya hari-hari biasanya, sambil berbincang disepanjang jalan. Menceritakan banyak hal yang terjadi kemaren atau tadi pagi. Kami selalu berangkat lebih pagi agar sesampainya disekolah kami bisa santai, sembari menikmati kue leker yang ada di depan pagar sekolah. Sambil menunggu teman-teman datang kami duduk di kursi sebelah kantor kepala sekolah, selang beberapa menit satu persatu teman kami datang. Mbak mulai beranjak untuk bergegas naik keatas menuju ke kelasnya, aku masih menunggu beberapa temanku lainnya.

Setelah kami berkumpul kami mulai berjalan ke kelas kami dan menaruh tas diatas meja kami masing-masing, lalu kami mulai bermain dan berbincang hal hal yang lucu. Yang wajar untuk anak usia sepertiku ceritakan, kami selalu membawa mainan ke sekolah. Kadang kami bertukar binder dengan teman, peraturanya jika binder itu yang ingin ditukarkan harvest maka kita harus mengganti sebanyak dua lembar binder yang teman kita pilih, jika tidak setuju dengan pilihannya kita tinggal berkata tidak. Dan bila yang ingin di tukar adalah cover kami harus mengganti dua lenbar juga, namun bila sama sama binder biasa pengantinya adalah sesuai dengan yang kita ambil saat itu. Misalnya aku mengambil dua lembar binder dengan jenis biasa maka temanku akan menganbil sama yaitu dua lembar pula. Kami bermain sampai bel masuk berbunyi, dan kami mulai mengikuti pelajaran.

"Kringgg..kringgg.." bel tanda istirahat berbunyi, kami mulai turun untuk memenuhi kantin. Namun aku hanya membeli sedikit kue karna aku sudah membawa bekal dan minum, kami kembali ke kelas jika merasa sudah cukup untuk membeli kuenya. Kami menyantap kue dan bekal kami di meja dengan berhadap-hadapan. Di iringi gemuruk tawa yang kencang dan cerita-cerita lucu yang kami saling ceritakan, kami tak pernah kehabisan cerita untuk diceritakan. Sambil melahap makanan yang kami beli dan kami bawa dari rumah tadi.

Beberapa menit kemudian istirahat selesai dan kami mengemasi barang-barang kami di atas meja dan memasukkannya kedalam tas, guru mulai datang sambil membawa buku-buku di tangannya. Kala itu jadwal untuk kami menghafalkan Hadist karna pelajaran pada saat itu adalah "Al-Quran dan Hadist". Kami sudah terbiasa menghafalkan hadist maupun surah-surah pendek, jadi kami selalu lancar dalam menghafalnya.

"Kringgggg...." Bel pulang sekolah berbunyi kami mulai merapikan barang dan berdo'a. Lalu menunggu jemputan dari orang tua kami, satu persatu teman-teman kami mulai pulang satu persatu hingga menyisakan hanya aku dan Mbak Dea. Kami menunggu Mbah To hampir satu jam lamanya, tak biasanya Mbah To seperti ini. Kami bingung, bagaimana cara kami pulang. Sampai akhirnya kami dijemput oleh tetangga kami bernama buk Wati, dan mengantar kami pulang. Kami sampai dirumah, namun keadaan sangat ramai kalaitu aku bingung ada apa ini. Lalu aku bertanya pada buk Wati

"Kok rame?? Ada apa??"

"gak ada apa-apa.. udah ayo mandi siap-siap sholat terus ngaji ya.." (ucap buk Wati )

Namun aku masih bingung, karna keadaan rumah saat itu ramai. Namun semua keluarga tiada dirumah hanya aku dan mbak Dea yang ada di rumah. Beberapa hari kami di rumah hanya berdua tanpa tahu di mana semua keluarga pergi, sampai suatu ketika ibu datang dan menyuruh kami bersiap-siap. Kami bahagia melihat ibu datang, lalu dengan semangat kami bersiap-siap dan ibu membawa kami ke rumah sakit di malang.

Lihat selengkapnya