Ruang kelas hening, semua Siswa mengerjakan latihan yang di berikan Ibu guru, saat aku mengerjakan latihan aku merasa kursi dan mejaku bergetar lalu, aku berdiri dan melihat semua teman-teman mereka tetap tenang mengerjakan latihan.
“Mereka tidak merasakan getaran itu ya? atau aku yang pusing?” ujarku dalam hati.
“Navya kamu kenapa?” tanya ibu Sari.
“Tidak Bu,” aku duduk kembali mengerjakan latihan. Aku selalu memperhatikan jam dinding, jam istirahat masih lama, aku tidak sabar untuk segera keluar, perasaanku tidak nyaman kalau terlalu lama di dalam kelas.
Sekarang aku masih mengerjakan soal nomor dua, masih ada delapan soal lagi yang harus aku selesaikan, sedangkan aku sudah tidak betah berlama-lama di dalam.
“Buk, Navya izin keluar sebentar,” ucapku
“Jangan lama-lama ya,” ujar Bu Sari.
“Ya Buk,” aku keluar dan berjalan menuju toilet, setelah sampai di depan pintu aku tidak berani masuk ke dalam, aku takut kalau getaran itu datang lagi, aku segera balik ke kelas, sampai di kelas perasaanku masih tidak tenang.
"Citra kamu tadi merasakan ada getaran?" ucapku sambil mendekati Citra.
“Tidak Navya, aku tidak merasakan apa-apa.”
“Mungkin kamu pusing Navya,” ujar Citra.
“Iya mungkin Cit.”
Siapa yang latihannya sudah siap, silakan dikumpul ke depan!" Kata Ibu Sari.
Aku masih mengerjakan nomor sembilan, teman-teman sudah maju mengumpulkan tugas mereka. Aku buru-buru membalik-balik halaman buku mencari jawaban nomor sepuluh.
“Ini dia jawabannya,” ujarku dalam hati.
Aku langsung mencatat seluruh isinya, akhirnya tugasku sudah selesai, aku berdiri memegang buku latihan untuk dikumpulkan ke depan, baru tiga langkah aku berjalan getaran itu datang lagi, lebih kuat dari getaran yang aku rasakan tadi, semua teman-teman berteriak dan berlarian keluar, mereka berdesak-desakan menuju pintu keluar, aku kembali ke kursi untuk mengambil tas, tapi Buk Sari menarik tanganku keluar.