There She Goes
Sama kayak semua pencinta Bollywood, gue, Fionna, dan Lina pengin banget ke India. Kami bertiga sering ngumpulin brosur traveling murah ke negara eksotik itu. Gue inget dulu setiap selesai les Hindi, kami selalu nyempetin ngobrol tentang India. Nanya-nanya sama Ma’am Divya, guru Hindi yang cantik dan baik hati, dan Tasun, teman sekelas kami, orang Sri Lanka yang udah beberapa kali di India. Ya, penginnya sih, gue, Fionna, dan Lina bisa bareng-bareng ke negaranya Gandhi itu, tapi salah seorang dari kami bertiga berangkat duluan . Pada suatu hari yang cerah, Lina, temanku yang manis dan ber-hijab ini, missed call terus berkali-kali. Dia bilang katanya mau telepon, ada yang mau diomongin segera, penting! Wah, kalau kayak gini, she must be very serious. Kelar kerja, gue pun lari ke kamar dan SMS dia. Dan, Lina telepon untuk menyampaikan kabar gembira.
“Bella, gue pamit yaaa.”
“Hah, emang mau ke mana, Lin?”
“Gue mau ke India, Bell.”
“Hah, kapan?”
“Besok.”
(Hening sesaat)
............”
And then ....
“What? Kok, nggak bilang-bilang sih, Lin?”
“Iya, maaf, Bell, habis kemarin mau telepon elu susah banget. Gue harus mutusin cepet soalnya. Kalau gue nggak berangkat besok ke Delhi, tawaran beasiswa gue hangus.”
Dan, itulah temen gue, Lina, dengan semangat 45-nya mewujudkan impian untuk bisa pergi ke India. Dia pontang-panting nyari beasiswa dan akhirnya dapet apa yang dia mau dari University of Delhi. Berarti, Lina harus segera ke sana dan udah nggak les Hindi lagi, deh, sama kita-kita.
“I am so proud of you, Lin, you make our dream come true.”
“Bella, I’m going to miss you. Gue bakal kangen sama semuanyaaa.”
“Me too, Lina. Take care and keep in contact, yaaa.”
“Janji ya, elu sama Fionna harus nyusul gue ke India.”
“ Iya, gue janji.”
Gue akan pegang terus janji ini,
I know, I’m gonna make it happen. Someday I will go to India and meet lots of Bollywood star.
I’m really happy for you, Lina. Have fun in New Delhi!
Bolly Company
Yah, meskipun belum kesampaian pergi ke India, setidaknya gue cukup terhibur dengan kelakuan temen-temen di JNICC, tempat les yang unik bin ajaib.
Ada nih, namanya Sisca, campuran India-Batak. Dia nikah sama orang India juga. Ke mana-mana dia pakai saree dan aksesori India. Gue ngiri banget. Sementara itu, pas gue dikenalin sama suaminya, cowok itu pake kaus oblong bertuliskan “I am proud to be Jaat”.
Pas gue tanya sama istrinya, “Eh, apaan tuh ‘Jaat’ artinya?”
“Ooo ... itu nama kastanya dia.”
“Oh, gitu ya,” kata gue sambil manggut-manggut.
Jadi, ternyata suaminya teman gue itu sangat bangga akan kastanya. Narsis juga, ya, dia. Hehehe.
Teman-teman JNICC memang kompak dan royal banget kalau bagi-bagi info soal Bollywood and all Indian stuff. Pernah lho, saking kompaknya, mereka sampai berdebat heboh di grup BlackBerry, cuma gara-gara ngomongin siapa yang lebih pantes main di film action. Abhishek Bachan atau John Abraham? Hmmm, buat yang mulai roaming, silakan lihat di YouTube nama-nama yang tadi, ya.
Fionna, temen gue yang tertarik belajar bahasa Hindi karena pacaran sama orang India. Dia pengin tahu segalanya tentang India supaya lebih nyambung kalau ngobrol sama pacarnya. Makanya, kalau dapet informasi baru tentang film Bollywood, Fionna langsung pamer gitu ke pacarnya, hihihi. So sweet, ya, temen gue itu. By the way, tahu kan, kalau film Bollywood itu sangat identik dengan adegan pasangan cowok-cewek lari-lari di taman dengan kerlingan mata, gerakan kepala, dan tari-tarian? Bollywood lovers yang paling populer tentunya Rahul dan Anjali dari film Kuch Kuch Hota Hai. Nah, ada juga, nih, beberapa Bollywood lovers kenalan gue. Hehehe.
Salah seorang temen bernama Vita, nikah sama temen kuliahnya waktu di Singapura. Laki-laki itu namanya Abhi, orang Kerala, India Selatan. Sementara itu, temen gue yang lain, Sisca, nikah sama orang dari Haryana. Suami Sisca bernama Ravinder. Dua pasangan ini unik banget. Kalo lagi ngumpul, mereka suka cerita pengalaman waktu baru kali pertama kenal. Gimana mereka harus nyesuain bahasa, budaya, keluarga, sampai makanan. Ravin sendiri sering ngeluh soal bahasa yang menurutnya bahasa Indonesia itu lucu. “Gue bingung, kenapa orang di Indonesia minumnya susu. Kalian tahu, nggak, kalau susu dalam bahasa India artinya ‘buang air kecil’?” tanya Ravin sambil bercanda.
Hehehe .…
Kalau suaminya Vita, Abhi, berperawakan besar dengan warna kulit yang cukup gelap. Logat bahasa Inggris-nya masih kental dengan aksen Singlish (Singapore-English).
Ceritanya, waktu itu gue baru kenalan.
B: Namaste, what’s your name?
A: My name is Abhi, like Abhishek Bachan. You know?