Me and this Pandemic

Eunike Mariyani
Chapter #2

Prolog

Tidak percuma kota Bogor dijuluki kota hujan. Hari menunjukkan pukul sebelas pagi pada suatu hari di bulan Juli, namun titik-titik air hujan telah memenuhi permukaan kaca mobil yang membawa Nina, seorang wanita cantik yang sehari-hari selalu berpakaian rapi dan menarik. Ini berkaitan dengan profesinya sebagai marketer sekaligus saleswoman. Nina beruntung, selain cantik, ukuran tubuhnya juga proporsional. Saat ini disamping blus dan roknya yang serasi, dia juga memakai masker. Masker adalah sesuatu yang wajib dikenakan karena pandemi yang terjadi di negeri ini sejak bulan Maret.

Pak Aji, sopir perusahaan tempat Nina bekerja, Modern Urban Farming, yang mengemudikan mobil. Pak Aji sopirnya, Nina tenaga penjual produk perusahaan, yang saat ini kebanyakan adalah sayur-sayuran. Pak Aji juga mengenakan masker.

Mobil berhenti di lobi untuk menurunkan penumpang pada salah satu mal di kota Bogor. Ada kanopi di lobi drop penumpang itu, sehingga Nina tidak perlu mengeluarkan payung untuk menghindarkan dirinya dari air hujan.

"Jika sudah selesai Ibu kirim pesan ke handphone saya, nanti saya jemput di sini," kata Pak Aji.

"Baik Pak," sahut Nina.

Setelah Nina turun, Pak Aji dan mobil yang dikemudikannya berlalu untuk mencari tempat parkir.

Manajer pembelian supermarket di mal itu sudah ditemui Nina sebulan yang lalu dan penawaran Nina sudah pernah ditolak. Penolakan sudah menjadi hal biasa bagi Nina. Dia sudah bekerja sebagai tenaga penjual selama sembilan belas tahun di bidang lain. Memang baru dua bulan ini Nina beralih menjadi tenaga penjual sayur-sayuran. Tetapi dalam waktu singkat ini pun, penolakan telah dialaminya berulang kali.

Beberapa kali dalam satu minggu terakhir, dia sudah menelpon manajer pembelian supermarket, dan akhirnya mereka bersepakat untuk bertemu hari ini.

Sejurus kemudian, setelah menjalani protokol kesehatan yang dilakukan di tengah masa pandemi, Nina sudah berhadapan dengan sang manajer pembelian. Untuk meyakinkan kliennya Nina membawa kubis ungu dan daun lettuce yang hendak ditawarkan. Dia juga membawa satu kotak boks plastik berisi satu set alat makan, piring, botol mayones, botol saus tomat.

"Kubis ungu kami ini sangat enak. Rasanya seperti meleleh di mulut. Daun lettuce kami juga sangat segar dan terasa enak."

Nina kemudian memakai sarung tangan plastik yang dibawanya. Dibukanya bok plastik berisi kubis ungu dan daun letucce yang telah dicucinya bersih sebelum berangkat. Dengan terampil dia menyendok beberapa potong sayur ke piring dan disajikan ke kliennya.

Lihat selengkapnya