Awan kelabu tebal tergantung di angkasa. Dengan demikian sinar matahari tertahan sehingga kegelapan merayap. Namun udara terasa panas di pertengahan bulan Desember 2019.
Di depan gundukan tanah baru yang disebut kubur, empat insan berdiri di depannya. Mereka adalah sepasang suami istri, seorang wanita dan seorang anak remaja. Wanita itu bernama Nina. Anak remaja berusia empat belas tahun adalah anaknya. Dan sepasang suami istri adalah Andri dan Ratna. Ratna yang seorang dokter adalah teman akrab Nina semenjak mereka belajar di SMA yang sama. Mereka dikelilingi banyak kuburan, tempat yang katanya tidak pernah merasa kenyang.
"Maafkan kami tidak datang saat pemakaman ibumu," kata dr. Ratna. "Sejak tiga hari yang lalu kami ada seminar di luar kota. Dan kami baru saja sampai Bogor tadi pagi." Andri dan Ratna tadi berkunjung ke rumah Nina. Tetapi ketika tidak ada yang membuka pintu, Ratna mengirim pesan kepada Nina, dan Nina memberitahu mereka bahwa dia berada di kubur ibunya yang letaknya sekitar satu setengah kilometer dari rumah. Andri dan Ratna menyusul Nina ke tempat dia berada.
Keceriaan tidak tersisa di hati Nina. Saat ini ia bahkan tidak lagi kuat berdiri. Dia duduk tersimpuh dan mulai menangis di depan gundukan tanah dimana jasad ibunya dikuburkan dua hari yang lalu.
Dinda, anaknya, juga mulai terisak. Ratna membungkuk, menepuk punggung Nina dan memeluknya. "Kau harus tabah Nin, ibumu tidak akan senang melihatmu terpuruk. Kau harus kuat demi Dinda."
Kejadian tiga hari yang lalu menjadi peristiwa tersedih dalam hidup Nina. Kesedihan bertambah karena tiga hari ini dia tidak bisa melupakan hari itu.
Ketika itu dia sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantornya. Ia agak gelisah karena ibunya yang pergi belanja sejak jam setengah enam pagi tadi belum juga pulang. Ibunya biasa belanja pada pagi hari, dan setelah kembali ke rumah, mengantar Dinda, anak Nina yang duduk di kelas dua SMP ke sekolah. Tetapi ibunya belum pulang juga sampai jam tujuh kurang dua puluh menit, jadi Nina memutuskan untuk memesan ojek online agar mengantar Dinda ke sekolah. Tetapi sebelum ojek online yang dipesan datang, dua orang polisi mengetuk pintu pagar rumah Nina.
"Apakah ini rumah Ibu Suryati?" tanya salah seorang polisi.
Nina merasa tidak enak. Jantungnya berdebar-debar. Hatinya bertanya-tanya ada apa dengan ibunya? Dia mendengar tetangganya sepasang suami-isteri Darman dan Sumi keluar rumah, mendekati pagar rumah Nina, karena ingin tahu kenapa ada polisi datang. Nina lantas meminta dua orang polisi masuk ke ruang tamunya.