“Oii bos tumben kemari? Ade ape?” tanya Sakti yang tengah berdiri di depan kelas. Saat ini guru Bahasa Indonesia belum datang jadi kebanyakan anak-anak cowok nongkrong di luar kelas. “Si lutung dah dateng?” tanya suara cowok itu. Mendengar suara Zuan dari luar Asti menggenggam erat gantungan honey badger yang kemarin diberikan Harvin sambil menarik napasnya. Sudah bisa ditebak hanya Zuan yang memanggilnya lutung.
Sakti menahan tawanya, “Samsak maksud loe bos? Itu ada di dalem! Loe mau latihan taekwondo juga pake samsak?”. Zuan tak bergeming lalu nyelonong masuk ke kelas Asti. Semua anak yang ada di dalam kelas ketakutan. Mereka sebisa mungkin menghindari tatapan Zuan. Selain karna wajahnya yang sangat tampan ia juga terkenal sebagai anak cowok yang sangat nakal dan bandel di sekolah. Mengerikannya lagi geng motor yang diketuai Zuan ini juga berani memukul cewek termasuk Sakti anggotanya.
Ia berjalan mendekati Asti yang tengah menunduk. Jantungnya berdegub tak karuan. Dirinya terus saja berkata dalam hati `Harus berani! Harus berani! Nggak boleh takut! Dia juga sama-sama manusia!`. Zuan langsung duduk di meja Asti. “Bagi duit! Uang jajan loe pasti tebel kan? Secara bapak loe kan lurah!”. Lagi-lagi Asti diam, ia melipat kedua tangannya sambil gemetar. “Loe budeg ya?” ujarnya yang sekarang nadanya mulai tinggi. Semua anak di sana tak ada yang berani menolong Asti.