Me?? Beautiful

Momo
Chapter #18

TUJUH BELAS

“Ayo check in!” ajak Harvin sesampainya Asti di bandara. “Uhm pak nggak nunggu yang lain?” tanya Asti menyadari tak ada pegawai kantor lain selain dirinya. Harvin sedikit tertawa ”Saya kan sudah bilang hanya saya dan kamu saja yang ikut!” ujarnya yang langsung menarik kopernya masuk. “Astagaaaa berarti cuma berdua aja sama pak Harvin?” ujarnya lirih. Entah senang atau harus sedih mendengarnya. 

Sampailah mereka di Bandara Internasional Ngurah Rai. Asti tampak kagum dilihatnya kanan kiri ia merasa atmosfer Bali sangatlah berbeda dengan Jakarta. Selain karna terlihat lebih banyak orang asing terlebih lagi ia merasa udara di Bali jauh lebih sejuk dari Jakarta walaupun Denpasar juga panas tapi tetap tak bisa mengalahkan panasnya Jakarta. Sepanjang jalan setapak Asti selalu memperhatikan langkahnya. Meski ia baru pertama kali ke Bali tapi ia sudah searching mengenai Bali terlebih dulu. Ia selalu memperhatikan langkahnya agar tak menginjak sesajen yang banyak diletakkan di jalan oleh penduduk Bali karna ia menghormatinya dengan berusaha tidak menginjaknya. 

Asti menarik kopernya mendekati kasur besar di depannya. Ia tersenyum dan seketika menjatuhkan dirinya ke kasur besar disana. Ia guling-guling ke sana kemari saking girangnya. Mungkin karna Bali sangatlah damai dan menyenangkan yang membuat wisatawan berulang kali datang ke tempat ini. Ia pun menuju pintu kaca di depannya lalu membukanya. Betapa senangnya ia saat melihat hamparan laut biru terbentang di depannya dengan orang-orang yang asik bermain di sekitaran pantai Kutha. Asti terus memandangi garis pantai itu dengan tersenyum.

***

Asti mengenakan kaos oblong berwarna putih ukuran XXL dan celana jeans dengan panjang selutut. Ia merapikan rambutnya di depan kaca dan tersenyum. Ia berencana akan jalan-jalan sendirian ke sekitaran Pantai Kutha sampai Legian. Ia menali sepatunya lalu beranjak keluar kamar.

“Pak Harvin!” desahnya kaget saat Harvin bersamaan keluar dari kamarnya. Harvin tersenyum ke arahnya, “Mau keluar?” tanyanya. Asti mengangguk, “Iya pak! Mau cari angin sebentar”. “Gimana kalau bareng aja! Saya juga mau cari angin”. Asti pun mengangguk.

Mereka berjalan ke pesisir Pantai Kutha. Meskipun gelap dan hanya terlihat deburan ombak yang datang mendekat namun angin laut tetap menyejukkan hati Asti. Sesekali ia tersenyum. Begitupula dengan Harvin meskipun ia sudah berulang kali ke Bali tapi ia tak pernah merasa bosan. 

Lihat selengkapnya