Asti tersenyum sambil menenteng tas jinjing besar yang berisi oleh-oleh khas Bali. Hari ini adalah hari Jumat dimana ia akan pulang ke rumah kedua orang tuanya. Ia terus tersenyum di dalam busway sambil membayangkan wajah senang kedua orang tuanya saat ia membawakan oleh-oleh itu. Ada pie susu, brem, kaos barong, dan lainnya.
Asti berjalan menuju gang rumahnya. Hari sudah mulai petang sudah sekitar jam 7 malam. Padahal gang rumahnya biasanya tidak terlalu ramai paling hanya sepeda motor yang biasa hilir mudik. Tapi entah mengapa hari ini gang rumahnya tampak lebih ramai. Seperti sedang mengadakan hajatan.
Ia memandangi segerombolan orang yang hilir mudik mengenakan baju berwarna putih dan hitam. ‘Ada apa ini?’ pikir Asti yang sekarang jantungnya terasa tak karuan. Ia mengambil langkah cepat menuju rumahnya. Deg jantungnya berdetak cepat dikala ia melihat bendera kuning yang tengah ditancapkan di dekat rumahnya. ‘Nggak mungkin!!!!!’ sanggahnya terus dalam hati. Ia berlari kencang menembus gerombolan orang-orang yang tengah berdiri di depan rumahnya. Irama Jantungnya berdetak cepat secepat langkahnya.
“Ibuuuuuuuk!!!!” teriak Asti begitu melihat ibunya tengah keluar dari dalam rumahnya dan tengah mengenakan baju berwarna hitam. “Eeeeh kenapa teriak-teriak?!” tanya ibunya khawatir. Saat ini gerombolan orang-orang tengah menatap dirinya karna teriakannya tadi. Hampir saja Asti menangis. Ia sudah berpikiran jelek tadi. Begitu leganya ia saat melihat ibunya.
“Bu ada apa? Kenapa ramai begini? Bapak mana? Bapak nggak kenapa-kenapa kan bu?”. Ibunya menggelengkan kepala, “Kamu ini.... Pasti habis mikir jelek ya?! Jangan dibiasain!” ujar ibunya sambil mengusap kepala Asti. “Terus ini ada apa? Kenapa ada bendera kuning deket rumah?”. Ibu Asti menghela napasnya, “Bu Tuti tadi siang meninggal. Sekarang bapakmu lagi di dalem rumah Bu Tuti ikut bantu-bantu!”. “Bu Tuti???!!!!!” Asti terperangah kaget.
Jantungnya kembali berdetak kencang. Asti menatap rumah kecil di depannya dengan kesedihan mendalam. Masih ingat dibenaknya senyum Bu Tuti yang sangat manis saat menyapanya. Bu Tuti merupakan tetangga yang sangat ramah dan selalu tersenyum kepadanya. Waktu ia kecil sering sekali Bu Tuti memberikannya jajanan yang dibawa dari rumah majikannya untuk dibagi dengan anaknya. Walaupun menurut Asti kenakalan anaknya melebihi iblis namun tidak dengan ibunya. Bu Tuti adalah ibu dari Zuan.