Matahari masuk ke rumah Zuan melalui pintu yang sejak semalam terbuka. Asti sedikit berderham dan membuka matanya. Tampak Zuan tengah mencari sesuatu di almari ruang tamu. Tak berapa lama Zuan menemukan benda kecil yaitu kunci motor lamanya. Ia bergegas keluar rumah dengan langkah cepat tanpa berkata apapun kepada Asti.
“Zuan mau kemana?” tanya Asti namun tak ada jawaban dari Zuan. Ia segera menghidupkan motornya bahkan tanpa mengenakan helm. Ia langsung melesat pergi meninggalkan rumahnya. Deg jantung Asti terasa berhenti. Ia takut akan terjadi sesuatu terhadap Zuan karna saat ini emosi Zuan tidak bisa dikendalikan. Segera ia menelepon ojek langganannya yang dekat dengan rumahnya.
Tak butuh waktu lama ojek itu segera datang. Sampailah mereka di luar gang. “Neng kemana?” tanya abang ojek. Asti pun tak tau. Bayangan Zuan tak nampak sama sekali. Ia memejamkan matanya entah mengapa hatinya menyuruhnya untuk belok ke kiri. “Pak ke kiri ya!” pinta Asti. Abang gojek pun mengikuti perintahnya
Mereka terus berjalan lurus dan tak lama nampak punggung Zuan yang tengah mengendari motor. Untunglah motor Zuan merupakan motor tua yang sudah tak bisa lagi dipakai untuk ngebut sehingga Asti bisa cepat menemukannya. “Pak ikuti cowok pake baju item itu ya!” perintah Asti.
Zuan berhenti di sebuah rumah kecil yang terletak di tepi Jalan Raya Jambore. Ia bahkan meletakkan motornya tanpa menstandarnya di bahu jalan. Ia tampak melangkah cepat dengan amarah menuju rumah kecil itu. Asti pun turun dari motor dan memberikan uang kepada abang gojek itu.
Braaaaak!!!! Braaaak!!!! Pukul keras Zuan ke pintu rumah kecil itu. Asti pun menghampirinya. Zuan sama sekali tak melihat ke arah Asti yang tengah berada disampingnya. Ia sibuk mengetok pintu tua itu. Seorang pria setengah baya pun keluar dari rumah itu.
“ADA APA INI?!!!” bentak bapak tua itu. Buuuuuuuk!!!!! Pukulan keras melayang ke pipi bapak tua itu. “Zuaaaaan!!!!” teriak Asti. Tapi Zuan tak menghentikannya ia malah memukuli bapak itu bertubi-tubi. “B*j*ng*n tua!!!!! Kenapa bukan elo yang mati?! Kenapa harus ibu yang mati!!!!!” teriaknya sambil memukul. Asti tak bergerak dan hanya gemetar, ia tak sanggup untuk melerai. Melihat Zuan yang tengah memukulinya terlintas dibenaknya saat Zuan membully-nya.
“BAPAAAK!!!!” teriak seorang wanita yang tak seberapa tua datang dan berusaha melerai mereka sambil menangis. Mendengar teriakan itu beberapa warga datang dan melerai mereka. Zuan terus meronta dalam dekapan dua orang warga. “Ada apa ini?” teriak pak RT lingkungan rumah itu. Bapak tua itu angkat bicara sambil nyengir kesakitan, “Saya nggak tau pak! Tiba-tiba anak ini mukul saya! Saya nggak kenal dia!”.
BRAAAAAAKK!!!!! Zuan menendang kuat meja kayu yang terletak di dekatnya dengan tangan yang masih terkunci. “B*j*ng***n. Bahkan binatang aja ngenalin anaknya sendiri! Loe emang lebih rendah dari binatang!!!” teriaknya. Semua orang di sana terkesikap kaget. Begitupula bapak itu. “Zuan? Kamu Zuan?” desahnya.