Mereka berhenti di bahu jalan di mana jalan sangat sepi. Hanya beberapa orang yang lalu lalang di sana. Sontak Harvin mengambil hpnya untuk membagikan lokasi mereka kepada manajer Kyra dengan pesan singkat, “Jemput Kyra 10 menit lagi!”
Harvin menghela napasnya, matanya merah karna menahan amarah yang begitu kuat. “Kamu tau siapa orang tadi?” tanya Harvin tanpa melihat ke arah Kyra. Kyra diam, ia tak menjawab. “Dia direktur utama perusahaanku! Kedatangan dia ke ruanganku karna dia bermaksud buat jadikan aku kandidat anggota direksi tahun depan!”. Kyra menatap Harvin dari sudut matanya. “Dan karna kelakuan kamu yang nggak sopan dan seperti anak kecil, bisa aja aku nggak dapat kesempatan itu bahkan aku juga nggak tau apa aku masih bisa bertahan diposisiku sekarang!!!!” teriaknya sambil memukul setir mobilnya.
“Ya udah berhenti aja! Malah lebih bagus begitu! Jadi direksi gajinya berapa sih? Pasti masih di bawah aku! Keluar dari pekerjaanmu sekarang! Agency-ku punya tawaran bagus untuk masukkan kamu ke sana sebagai artis!” ujar Kyra sambil melipat kedua tangannya di dada.