Asti tampak menyisir rambutnya. Ekspresi wajah tak senang terpantul jelas di cermin. Tinggal 1 jam lagi ia akan bertemu dengan Jupri, laki-laki yang dijodohkan oleh orang tuanya. Ia sebenarnya ingin menolak, tapi ibunya kekeuh dan sangat memohon bahkan sampai mengungkit bahwa ibunya sampai sekarang nggak pernah meminta apapun dari Asti dan hanya meminta satu hal ini saja. Dan lagi ditambah mengungkit ingin segera menggendong cucu. Membuatnya makin tak tega untuk menolak.
Sebenarnya saat inipun ia belum ingin menjalin hubungan apalagi sampai menikah. Karna sebenarnya saat ini yang ada dipikirannya entah mengapa hanya ada Harvin. Namun ia merasa bahwa ia tak pantas untuk mencintai Harvin apalagi omongan orang-orang yang menyudutkannya saat jalan bersama Harvin terbayang-bayang dibenaknya. Mungkin dengan mengikuti perjodohan ini bisa membuatnya melupakan perasaaannya terhadap Harvin.
***
“Asti ya?!” ujar seorang pria cungkring berkulit sawo matang. Tinggi badannya hanya sekitar 15 cm lebih tinggi dibanding Asti. Ia mengenakan kemeja putih dan membawa 1 tangkai bunga mawar di tangannya.
Asti mengangguk, “Jupri anak Pak Joko ya?”. Ia pun mengangguk, “Ehm ini buat kamu!” ujarnya malu-malu sambil menyerahkan setangkai bunga mawar. Asti menerimanya dengan tersenyum.
Mereka menaiki KRL karna tempat tujuan mereka dekat dengan Stasiun Senen. Mereka duduk berhadapan karna bangku yang kosong tak ada yang bersebelahan. Seorang wanita yang tengah hamil tua berjalan masuk dengan kesusahan ke dalam KRL. Dengan sigap Asti berdiri dari tempat duduknya dan mempersilahkan ibu itu untuk menduduki tempatnya. Ibu itu tersenyum karna hanya Asti yang peduli dengannya dari sekian banyak orang di sana. Asti berdiri menghadap ke arah Jupri. Jupri duduk dengan menyilangkan kaki kananya. Ia tampak terus memainkan hpnya tanpa mempedulikan Asti yang berdiri.
Mereka masuk ke salah satu tempat makan di dekat Stasiun Senen. Asti merasa aneh. Setiap ia makan dengan orang lain entah itu Tania, Mery bahkan sampai Harvin dan Zuan selalu terdengar bisikan yang menyudutkannya. Tapi entah mengapa hari ini saat ia duduk makan bersama Jupri bisikan aneh itu tak terdengar sama sekali.