Asti terbangun dari tidurnya. Matanya sangat sulit terbuka karna bengkak. Ia menangis semalaman. Ia memandang langit cerah dari jendela kamarnya. Hari ini hatinya tak secerah langit itu.
Ia pun bangun kemudian keluar dari kamarnya. “Nak sini!” ujar ibunya sambil menepuk sofa di samping kanannya. Asti menghampirinya dan duduk di sebelahnya. “Nak tadi bapak dan ibu dateng ke rumah Pak Joko dan minta maaf karna membatalkan pernikahan kalian!”.
Asti tampak shock. Ternyata ucapan ibunya kemarin benar-benar dilakukan bahkan sampai mendatangi rumah Jupri untuk membatalkan pernikahan. “Kemarin malem waktu kamu tidur Zuan dateng ke rumah.”. “Zuan??!” pekik Asti tak percaya. “Iya! Zuan ke sini dan cerita semua tentang Jupri! Tanpa kamu tau Jupri tenyata sudah melecehkan kamu dibelakang. Karna cerita Zuan, ibu dan bapak jadi mantap untuk membatalkan pernikahan ini! Maafin ibu, hampir aja ibu buat kamu nikah sama orang seperti itu. Orang yang nggak pantes nikahin kamu! Bapak dan ibu nggak akan paksa kamu lagi untuk menikah. Kamu yang tentukan sendiri siapa laki-laki terbaik buat kamu! Bapak dan ibu akan setuju siapapun pilihan kamu!”.
Mata Asti berkaca-kaca. Namun ibunya langsung mencubit pipi Asti. “Jangan nangis lagi! Mata kamu udah bengkak begini mau seberapa gede lagi?”. Asti tertawa dan memeluk ibunya, “Asti sayang ibu sama bapak!”. Ibunya tersenyum dan mengecup kening Asti.
***
“Asti!” panggil Harvin dari belakang. Cepat-cepat Asti mengemasi barang-barangnya. “Saya pulang dulu!” ujarnya sambil melangkah lebar keluar tanpa melihat Harvin sedikitpun. Harvin menghela napasnya. Sudah beberapa hari ini setelah Harvin melamarnya Asti malah menjauh dan mengabaikannya. Asti masih belum bisa menentukan jawaban untuk lamaran Harvin. Masih banyak pertimbangan yang ia pikirkan dan itu semua berkaitan dengan pandangan orang lain nantinya.
Jupri berdiri di depan lobby kantor Asti. Sudah dua jam ia menunggu kehadiran Asti di sana. “Asti!!!” panggilnya lalu berlari ke arahnya. “Ada apa?” tanya Asti. “Soal pernikahan kita! Kenapa dibatalin sepihak?”. Asti menggertakkan giginya, “Kamu udah tau sendiri kan alesannya?!”. Jupri lantas mengenggam tangan Asti. ”Tolong jangan batalin pernikahan ini! Aku mohon!” ujarnya memohon. Jupri sampai memohon karna rumah warisan bapaknya belum bisa diterimanya saat ini sampai ia menikah. Ia butuh rumah itu untuk ia jual karna ia terlilit utang besar akibat kalah berjudi.